jpnn.com, JAKARTA - Kebutuhan komoditas olahan tebu terus meningkat, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri.
Selama masa pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sektor industri ini mendapat izin untuk beroperasi penuh dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
BACA JUGA: Para Pria Silakan Merapat, ini 4 Cara Bangkitkan Gairah Wanita di Ranjang
“Kebutuhan gula nasional saat ini mencapai 6 juta ton per tahun, yang terdiri dari 2,7- 2,9 juta ton gula konsumsi, dan 3 - 3,2 juta ton untuk gula kebutuhan industri,” ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika.
Dari total kebutuhan tersebut, rata-rata produksi gula konsumsi gula kristal putih (GKP) di dalam negeri sebesar 2,1 - 2,2 juta ton, dan produksi nasional gula kebutuhan industri (gula kristal rafinasi) sebesar 3 - 3,2 juta ton.
BACA JUGA: Warga Positif COVID-19, Jangan Nekat Beraktivitas di Ruang Publik!
Oleh karena itu, Kemenperin fokus pada kebijakan pengembangan industri gula di tanah air agar lebih produktif dan berdaya saing.
Selain itu, mendorong pembangunan pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu.
BACA JUGA: TOP, Pupuk Indonesia Raih Penghargaan dari APQO International Conference
Pada saat ini, terdapat 62 pabrik gula berbasis tebu dengan kapasitas terpasang nasional mencapai 316.950 ton tebu per hari (TCD).
Apabila seluruh pabrik gula tersebut berproduksi optimal dan efisien, bisa memproduksi gula sekitar 3,5 juta ton per tahun.
“Hal ini berarti kebutuhan untuk gula konsumsi sudah dapat terpenuhi,” tutur Putu.
Di sisi lain, untuk meningkatkan produksi gula (GKP) maka Ditjenbun terus melakukan pembenahan di hulu (budidaya).
Adapun untuk 2021 ini, Kementan telah memberikan bantuan kepada petani untuk program intensifikasi melalui bantuan pupuk dan herbisida.
“InsyaAllah, bisa tercapai target produksi 2,44 juta ton,” ucap Direktur Tanaman Semusim dan Rampah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) Hendratmojo Bagus Hudoro.
Adapun untuk mencapai 2,44 juta ton, lanjut Bagus, Ditjenbun mempunyai beberapa langkah untuk meningkatkan produksi. Di antaranya dukungan kegiatan pengembangan tebu (rawat ratoon, bongkar ratoon dan perluasan).
Selain ekstensifikasi, Ditjen Perkebunan juga melakukan kegiatan bongkar ratoon seluas 8.898 Ha di tiga provinsi yang tersebar di 24 kabupaten.
"Sehingga akselerasi peningkatan produksi juga maksimal. Diharapkan ke depan produksi GKP akan dapat bertambah lagi," ucap Bagus.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy