Industri Kayu Indonesia Bangkit Kembali dari Desa Kecil di Kendal

Selasa, 29 Januari 2019 – 16:00 WIB
Industri kayu nasional di PT. Kayu Lapis Indonesia di Kendal, Jateng. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, KENDAL - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mencanangkan Kebangkitan Industri Perkayuan Nasional Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

Pencanangan ini akan dilaksanakan di kompleks PT. Kayu Lapis Indonesia di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah (29/1).

BACA JUGA: Bangkitnya Industri Kayu Nasional dari Jawa Tengah untuk Indonesia

"Kita semua harus optimistis kayu Indonesia juga bisa mendunia. Hari ini kita mulai mengawali dari Kendal, Jawa Tengah untuk Indonesia. Majukan industri kayu nasional," seru Menteri Siti dalam sambutannya di hadapan ribuan karyawan karyawati industri kayu lapis di Kendal.

Menteri Siti mengaku mendapat tugas khusus dari Presiden Joko Widodo yang juga seorang lulusan fakultas kehutanan agar memajukan hutan di Indonesia bersama dengan peningkatan ekonomi masyarakat.

BACA JUGA: Manggala Agni KLHK Peduli Banjir dan Tanah Longsor

Dalam hal ini masyarakat dilibatkan untuk memanfaatkan dan mengelola hutan berkelanjutan.

"Masyarakat harus sejahtera lewat hutan. Salah satunya melalui akses hutan sosial. Keberpihakan pada rakyat," tuturnya.

BACA JUGA: Kebangkitan Industri Perkayuan Nasional Lewat Silin

Menteri LHK Siti Nurbaya melihat hasil produksi kayu lapis PT Kayu Lapis Indonesia. Foto: Natalia/JPNN

Menurut Menteri Siti, industri kayu Indonesia pernah mencapai kejayaannya pada 1962. Namun, sempat mengalami penurunan di periode 90an dan di pertengahan tahun 2000an saat ini.

Dalam catatan KLHK dalam empat tahun terakhir, suplai bahan baku kayu untuk industri perkayuan yang berasal dari hutan alam semakin menurun.

Berdasarkan data pada 2015 sebesar 8,3 juta m3, sedangkan pada 2018 sebesar 5,7 juta.

Sementara itu suplai bahan baku kayu dari hutan tanaman dan hutan rakyat semakin meningkat dari sebesar 37,3 juta m3 pada 2015 meningkat menjadi sebesar 46,6 juta m3 pada 2018.

Secara khusus pasokan bahan baku dari hutan rakyat meningkat dari 4,8 juta m3 pada tahun 2015 meningkat menjadi sebesar 6,2 juta m3 pada Tahun 2018.

Dari data tersebut menunjukan bahwa hutan tanaman dan hutan rakyat memegang peran sangat penting dalam mendukung jaminan pasokan bahan baku kayu bagi industri perkayuan nasional.

Karena itu, kini pemerintah ingin membangkitkan kembali kejayaan industri kayu Indonesia.

"Dengan demikian, pemerintah selalu mendorong pembangunan industri berbasis hasil hutan, termasuk di tingkat masyarakat, untuk meningkatkan kontribusi ekonomi sektor kehutanan bagi pembangunan nasional. Pembangunan yang berkelanjutan. Ada peningkatan ekonomi untul rakyat juga," tambah mantan Sekjen Depdagri tersebut.

Dalam acara ini Menteri Siti bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menyaksikan penandatanganan MoU kerja sama antara PT. Kayu Lapis Indonesia dengan masyarakat.

MoU itu dalam rangka peningkatan dan pemberdayaan partisipasi masyarakat di dalam pembangunan sektor kehutanan.

"Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan peran masyarakat dalam rangka pembangunan hutan di Indonesia, termasuk dalam penyediaan bahan baku kayu bagi industri perkayuan," imbuhnya.

Terakhir, Menteri Siti mengingatkan perusahaan industri kayu untuk mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam kehutanan.

Termasuk mengurus legalitas dan jaminan kualitas kayu. Industri juga diminta mengedepankan kewajiban hulu dan hilir agar tetap sejalan.

"Untuk dapat lebih bersaing di pasar internasional, industri perkayuan juga harus bisa membaca selera pasar terkait desain, selera penggunaan kayu, jaminan kualitas disertai harga yang bersaing serta ramah lingkungan," pungkas Menteri Siti. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Siapkan Pulihkan Ekosistem Gambut Bram Itam Jambi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler