jpnn.com, JAKARTA - Di tengah kampanye Indonesia menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan salah satunya elektrifikasi melalui program low carbon emission vehicle (LCEV), tetap saja memiliki risiko di sisi lain salah satunya industri komponen.
Pasalnya, ketika industri sudah mulai memproduksi kendaraan listrik maka ada sejumlah komponen yang tidak akan ditemukan lagi seperti yang ada di mesin bakar (internal combution engine). Misalnya saja adalah knalpot.
BACA JUGA: Tren Penjualan Mobil Global Bukan EV tapi Plug-in Hybrid
Lantas, jika kita melihat peta penyebaran industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Purbalingga, di sana terdapat sekitar 138 IKM yang kebanyakan adalah pembuat knalpot. Sementara knalpot adalah komponen tidak terpakai di EV.
Menyikapi hal tersebut, Direktur ILMATE Kemenperin Putu Juli Ardika secara langsung membantah tapi tidak sepenuhnya juga membenarkan jika pada saatnya nanti Indonesia mulai bergerak ke LCEV maka akan membahayakan industri komponen tanah air.
BACA JUGA: Mobil LIstrik Pertama MINI Menggoda Lewat Sketsa
"Memang sejumlah komponen ada yang tidak terpakai lagi di kendaraan listrik (EV) seperti busi, transmisi manual, engine, exhaust manifold, hydraulic brake dan fuel tank," kata Putu saat FGD "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik" di Jakarta, Rabu (18/7).
Kendati demikian, tambah Putu, Indonesia kan tidak sepenuhnya ke kampanye kendaraan listrik murni tapi secara luas yakni LCEV yang di dalamnya ada pilihan hybrid, plug-in hybrid dan hidrogen.
BACA JUGA: Kemenperin: Perlu SKB Antarkementerian untuk Mengatur SSDN
"Jika jenis hybrid dan plug-in hybrid itu kan masih pakai mesin bakar, justru malah bertambah komponennya, motor listrik, control unit, converter dan lainnya," tegasnya.
Lebih lanjut, terang Putu justru Kemenperin dengan peta jalan yang sudah dirancang lebih mengarah pada pengembangan jenis hybrid atau plug-in hybrid dan pilihan teknologi bahan bakar nabati. "Karena trennya nanti malah ke situ (hybrid atau plug-in hybrid)."
Dengan pengarahan pertama pada jenis hybrid atau plug-in hybrid, sehingga kata Putu industri komponen Indonesia pun tetap tidak berdampak signifikan.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Penasehat Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen otomotif (PIKKO) Wan Fauzi mengatakan pada dasarnya pihaknya juga tidak terlalu khawatir jika Indonesia sudah siap ke era mobil listrik.
"Kita sih teman-teman pengusaha komponen sudah siap semua jika nanti mulai produksi mobil listrik. Kita sudah siap secara teknologi dan tinggal menunggu permintaannnya saja mau seperti apa, pada dasarnya sebagian besar komponen masih sama dengan mobil bensin. Di Pikko sendiri rata-rata ada di tier 2 dan jarang penyuplai sektor powertrain kebanyakan selain itu," ungkapnya. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dukung Relokasi Industri
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha