jpnn.com, JAKARTA - Industri makanan dan minuman (mamin) masih percaya diri menghadapi tantangan ke depan.
Mereka berani meningkatkan investasi dan berekspansi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor.
BACA JUGA: Singapura Jadi Negara Paling Banyak Berinvestasi di Batam
Salah satunya ialah PT Nestle Indonesia yang menggelontorkan uang USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk memperluas pabrik di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung.
BACA JUGA: Realisasi Investasi Tembus Rp 395 Triliun, PMA Masih Lambat
BACA JUGA: Komisi VII DPR Dorong Investasi Dubai Katrol Ekonomi Daerah
’’Hal tersebut juga menunjukkan bahwa optimisme dan kepercayaan para investor terhadap Indonesia masih sangat besar,’’ ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Di pabrik Karawang, PT Nestlé Indonesia memproduksi minuman (Milo). Kemudian, pabrik Pasuruan menghasilkan produk susu cair (Bear Brand) dan Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi).
BACA JUGA: Genjot Investasi ke Batam, BP Gencar Berpromosi hingga ke Taiwan
’’Kami mengapresiasi upaya PT Nestlé Indonesia dalam mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di tanah air,’’ tutur Airlangga.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada triwulan I 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77 persen.
Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi 35,58 persen terhadap PDB industri nonmigas.
Industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi USD 383 juta (PMA) dan Rp 8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini.
Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang.
Pemerintah sangat mendukung model bisnis pelaku industri yang melibatkan kemitraan dengan petani dan peternak.
’’Kami mengetahui, dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan dengan sekitar 50 ribu peternak sapi perah, serta petani kopi, kakao, dan beras selama lebih dari 40 tahun,’’ jelasnya.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon menuturkan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia makin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen.
’’Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami dan kualitas produksi,’’ katanya. (agf/c14/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investasi di Pekanbaru Rp 878 Miliar, Medco Sumbang Rp 340 Miliar
Redaktur & Reporter : Ragil