Industri Pariwisata Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB

Minggu, 13 Agustus 2017 – 01:53 WIB
Ilustrasi turis. Foto: Radar Bali/JPNN

jpnn.com, LOMBOK - Keputusan Presiden Joko Widodo menjadikan pariwisata sebagai core business Indonesia terbukti tepat.

Ketika lini usaha lain sedang lesu, industri pariwisata berhasil menjadi dewa penolong.

BACA JUGA: Sektor Pertanian Masih Susah, Faisal Basri: Sumber Masalahnya Pemerintah

Bukan hanya untuk nasional, tetapi juga daerah. Salah satu daerah yang merasakan manisnya geliat pariwisata adalah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, saat perekonomian sedang lesu, pariwisata menunjukkan perkembangan signifikan.

BACA JUGA: Seperti Ini Persaingan Sengit Industri Pariwisata Indonesia vs Vietnam

“Sektor pariwisata berperan cukup besar mendongkrak pertumbuhan ekonomi di NTB," kata Endang, Selasa (8/8).

Endang menambahkan, perekonomian NTB tanpa sub kategori pertambangan bijih logam para triwulan kedua 2017 secara quarter to quarter (q to q) tumbuh 5,89 persen.

BACA JUGA: Gambut Berpeluang jadi Lokomotif Ekonomi Riau

Sementara itu, ekonomi NTB secara year on year (yoy) naik 5,77 persen.

Sedangkan secara customer to customer (c to c) bertumbuh 5,48 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi ditunjukkan usaha penyediaan akomodasi serta makanan dan minuman sebesar 9,50 persen.

Hal itu dipicu oleh peningkatan kunjungan wisatawan karena adanya beberapa event nasional. Misalnya, Rinjani 100 dan Festival Pesona Tambora.

Endang menambahkan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui Lombok International Airport (LIA) masuk tiga besar nasional.

“Jumlah penumpang sekitar 64 persen secara year on year setelah Manado dan Riau," ujar Endang.

Berdasarkan data BPS Provinsi NTB, kunjungan wisman didominasi turis asal Malaysia sebesar 44 persen.

Endang mengatakan, tingginya kedatangan wisman asal Malaysia tak lepas dari konsep wisata halal alias family friendly tourism yang gencar dipromosikan NTB.

Sementara itu, turis asal Singapura berada di posisi kedua dengan kontribusi mencapai sepuluh persen.

Di luar dua negara Asia Tenggara itu, kunjungan wisman ke NTB juga terdongkrak oleh travelista asal Tiongkok dan Inggris dengan porsi mencapai enam persen.

Sementara itu, Korea Selatan yang baru saja meresmikan penerbangan langsung chartered-nya ke Lombok berkontribusi lima persen dari total wisman ke NTB.

Di sisi lain, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang pada Juni 2017 mencapai 41,95 persen.

Artinya, ada kenaikan 3,59 persen dibandingkan Juni 2016 lalu.

Rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada Juni 2017 tercatat 2,13.

Angka itu naik 0,30 hari dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.

Sementara itu, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang pada Juni  2017 tercatat 68.994.

Itu berarti ada kenaikan 21,15 persen dibandingkan Juni 2016 yang berjumlah 56.950.

Di sisi lain, TPK hotel nonbintang pada Juni 2017 tercatat  21,63  persen.

Rata-rata lama menginap (RLM) hotel nonbintang pada Juni 2017 sebesar 1,93 hari.

Angka tersebut naik 0,03 hari dibandingkan RLM hotel nonbintang Mei 2017 yang sebesar 1,90 hari.

"Pariwisata NTB perlu terus didorong lebih baik. Dengan begitu, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke NTB dan memberi andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi," kata Endang. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Balikpapan Promosi Pariwisata via Legenda Sepak Bola Dunia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler