Sektor Pertanian Masih Susah, Faisal Basri: Sumber Masalahnya Pemerintah

Sabtu, 12 Agustus 2017 – 23:02 WIB
Pengamat ekonomi Faisal H Basri. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 tercatat sebesar 5,01 persen. Angka itu masih berada di bawah target dalam APBN Perubahan 2017 yang dipatok 5,2 persen.

Sektor industri menyumbang pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2017 terbesar dengan angka 20,26 persen dibanding tahun lalu atau year on year (yoy). Selanjutnya sektor pertanian (13,92 persen) dan perdagangan sebesar (13,03 persen).

BACA JUGA: Gambut Berpeluang jadi Lokomotif Ekonomi Riau

Kontribusi sektor pertanian nyatanya menjadi sorotan. Sebab, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi justru jauh di bawah sektor industri.

Pengamat ekonomi Faisal Basri menyalahkan pemerintah atas rendahnya kontribusi dari sektor perekonomian. Sebab, ada beberapa kebijakan yang justru tidak diawasi dengan baik.

BACA JUGA: Industri Makanan dan Minuman Masih Menjanjikan

Salah satu kebijakan tersebut adalah dana desa. Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap menyalahkan dana desa yang sudah ditransfer ke daerah tidak dikeluarkan.

"Jadi daerah yang disalahkan. Menurut saya, yang banyak salah itu pemerintah pusat. Subsidi pupuk 90 persen dinikmati tidak sampai lima persen petani. Subsidi salah arah," ujarnya di Jakarta, Sabtu (12/8).

BACA JUGA: Prospek Ekonomi Semester Kedua Bikin Emiten Cemas

Selain itu Faisal juga mengkritik program-program lain untuk petani. Misalnya program bagi-bagi traktor yang tak jelas, ataupun benih bantuan dari pemerintah yang berkualitas jelek.

“Pertumbuhan padinya ada yang tinggi ada yang rendah. Jadi banyak yang salah," sambungnya.

Lebih parahnya lagi, sambungnya, pemerintah juga memaksa para petani untuk menanam komoditas pertanian lebih cepat. Hal itu dilakukan agar terjadi peningkatan produksi yang signifikan.

Kenyataannya, petani justru mengalami banyak kesulitan. Mulai dari cuaca yang tak mendukung, sampai kesulitan mendapatkan komponen bahan baku karena arah kebijakan pemerintah yang tidak jelas.

"Jadi sumber masalahnya itu pemerintah," pungkas mantan sekretaris jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu.(cr4/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Lagi, Pemerintah Fokus Investasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler