Industri Penerima Subsidi Terbesar Kedua

Jumat, 09 Juli 2010 – 08:07 WIB

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap kalangan pengusaha tidak keberatan dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sejak 1 Juli laluPasalnya, industri termasuk penerima subsidi listrik terbesar kedua setelah rumah tangga 450 VA

BACA JUGA: KTI Dapat Enam PLTS



"Peningkatan konsumsi listrik secara nasional sekitar 7,5-9 persen
Sementara kemampuan peningkatan kapasitas listrik per tahunnya hanya 3,5-4 persen," ujar Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh dikantornya kemarin

BACA JUGA: 15 Persen Jalan Nasional Rusak Berat

Dia menyebut, anggaran negara tidak mencukupi untuk menopang seluruh investasi elektrifikasi (ketersambungan listrik) nasional, sehingga diperlukan pembagian beban melalui peningkatan TDL


Menurut Darwin, kenaikan tarif dasar listrik untuk pelanggan industri (6-15 persen) tidak akan mengganggu daya saing industri

BACA JUGA: PLN-Pengusaha Berunding Soal TDL

Hal itu sudah diketahui dari hasil studi yang dilakukan oleh enam perguruan tinggi belum lama ini"Berdasarkan hasil studi dari konsorsium enam perguruan tinggi, daya saing industri sampai saat ini dengan dinaikkan TDL masih cukup baik, terhadap negara-negara tetangga," tegasnya

Berdasar data 10 besar penerima subsidi listrik terbesar pada tahun lalu, disebutkan bahwa sektor industri menengah berdaya > 200 KVA (kilo volt ampere) adalah penerima subsidi listrik terbesar kedua, setelah pelanggan rumah tangga kecil 450 VA yang memang layak disubsidiSedangkan industri besar berdaya > 30 MVA (mega volt ampere) merupakan penerima subsidi terbesar keempat

Jumlah subsidi yang digelontorkan untuk industri menengah dan industri besar jauh lebih besar dibanding yang diberikan kepada pelanggan rumah tangga sedang berdaya 1300 VA dan 2200 VA"Pada dasarnya nggak ada kesepakatan pemerintah sama pengusaha, tapi ada komunikasi, ada tukar pendapat sehingga mencapai cara pandang yang sama bahwa kita membutuhkan listrik yang terus meningkat, 3.000 Megawatt per tahun, dan ini membutuhkan investasi," tukasnya

Sementara itu, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Dahlan iskan mengaku mendapat tugas dari Menteri ESDM untuk segara berbicara dengan kalangan pengusaha terkait penghitungan tarif PLN yang baru"PLN ditugaskan (pemerintah) merespon suara-suara yang sudah kita dengar yaitu pernyataan dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia)Kami akan melakukan komunikasi dengan Apindo," tegasnya

Pada dasarnya, dia menjelaskan, perhitungan PLN soal kenaikan TDL kepada industri itu umumnya baik-baik saja dan tidak ada yang terlalu berlebihanBila memang ada hal-hal khusus dalam perhitungannya, lanjut dia, seharusnya bisa diselesaikan secara bersama"Tentu tidak ada akal-akalan karena ini menyangkut uang negaraKalau akal-akalan itu kan kesannya untuk kepentingan sendiriIni yang akan kita klarifikasi (ke Apindo)," ungkapnya

Sekretaris Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Agoes Triboesono mengakui kementeriannya memang meminta agar PLN dan pengusaha duduk bersama menghitung besaran tarif listrik paska kenaikan 1 Juli 2010"Kedua belah pihak kan bisa saling membandingkan perhitungan tarif masing-masingJangan sampai dasar perhitungannya berbedaTagihan listrik setelah kenaikan per 1 Juli 2010 baru akan terlihat pada bulan Agustus mendatang," jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Bali Janji Tidak ada Pemadaman Listrik Bergilir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler