jpnn.com, SURABAYA - Efisiensi besar-besaran oleh industri perkapalan membuat penjualan pelumas industri di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara stagnan..
Area Sales Manager Industri Pertamina Region V Tri Purwanto mengungkapkan, sektor perkapalan saat ini melakukan penghematan akibat persaingan harga di dunia logistik dan pelayaran.
BACA JUGA: Industri Otomotif Sumbang 60 Persen Penjualan Pelumas
Akibatnya, banyak kapal yang memperpanjang umur oli.
’’Jika biasanya oli harus diganti setiap enam ribu jam, sekarang mereka akan mengganti setiap 8–10 ribu jam,’’ ujarnya, Senin (11/9).
BACA JUGA: Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK
Menurut Tri, pihaknya sebenarnya menargetkan kenaikan penjualan hingga lima persen pada tahun ini.
Karena itu, Pertamina mulai menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan penjualan.
Mulai melakukan in-house training kepada para pelaku industri hingga menyusun program aftersales support.
Pelatihan diberikan kepada para pekerja industri untuk bisa mengaplikasikan pelumas dengan benar.
Sebab, pelumas tidak bakal bekerja dengan baik jika pemasangannya salah.
Program aftersales support dilakukan dalam bentuk pengecekan oli setelah pemakaian.
Kandungan oli diperiksa untuk mengetahui alat industri maupun mesin masih bagus atau rusak.
Selain itu, pengguna bisa tahu umur olinya masih dapat diperpanjang atau tidak.
’’Kami tidak hanya menjual produk, tapi juga menjalin kerja sama dengan pelaku industri,’’ ungkap Tri.
Berbeda dengan penjualan pelumas industri, penjualan pelumas otomotif justru mengalami kenaikan. Tahun ini kenaikannya mencapai dua persen (yoy).
Tri memprediksi kenaikan disebabkan penambahan jumlah kendaraan roda dua. (pus/c14/sof)
Redaktur & Reporter : Ragil