Industri Semen Bantah Kartel Harga

Kamis, 19 Maret 2009 – 08:20 WIB
JAKARTA- Asosiasi Semen Indonesia (ASI) membantah adanya praktik curang penentuan harga dalam proses penjualan semen di dalam negeriMeski begitu, ASI mengakui bahwa jumlah produsen semen nasional bersifat oligopoli.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Benny Pasaribu mengatakan  kalau industri semen nasional masuk kategori persaingan usaha tidak sehat, yaitu kartel atau oligopoli

BACA JUGA: Holcim Perkuat Pasar Modern

Indikasinya dari tiga pemain besar produsen semen nasional yaitu Semen Gresik, Indocement dan Holcim, yang menguasai 89 persen pangsa pasar nasional.
   
"Industri semen kita memang seperti itu, hanya sembilan pabrik di Indonesia yang menguasai suplai nasional," ujar Ketua ASI, Urip Trimuryono di gedung Departemen Perindustrian Rabu (18/03)
Namun dia menekankan bahwa kondisi tersebut tak bisa dihindari dan tak dilarang

BACA JUGA: AIG Dipaksa Bayar Dana Talangan

Sebab, pembangunan pabrik semen memerlukan investasi yang besar.
   
Menurutnya, industri semen baru masuk kategori persaingan tidak sehat kalau terjadi kerjasama atau kesepakatan untuk menentukan harga di dalam pasar
Padahal industri semen justru saling bersaing untuk meningkatkan pangsa pasar

BACA JUGA: Didukung Stabilitas Minyak Goreng

Itu terlihat ketika industri semen mempertimbangkan soal rencana kenaikan harga."Kita harus melihat apakah kompetitor juga menaikkan harga"," timpalnya.
   
Kondisi itu juga menunjukkan bahwa tidak ada persamaan harga antar produsen semen nasionalPadahal, kondisi krisis ditambah naiknya harga batu bara telah membuat biaya produksi semen meningkatNamun, kondisi itu disikapi berbeda oleh masing-masing produsen semen"Peningkatan biaya produksi ini seharusnya berpotensi meningkatkan harga semen," tandasnya.
   
Konsumsi batubara industri semen dalam negeri tahun ini diprediksi akan turun hingga lima persenTahun lalu, konsumsi batubara industri semen mencapai 5,5 juta tonSebabnya, banyak proyek infrastruktur dan perumahan yang tertunda akibat gocangan krisisAkibat kondisi ini, industri semen nasional diperkirakan tidak akan tumbuh (nol persen)"Penjualan semen akan tertekan, setidaknya sama dengan tahun lalu 38 juta ton," tuturnya.
   
Dari sisi konsumsi, Indonesia masih sangat kecil dibanding negara-negara tetanggaKonsumsi per kapita semen di Indonesia sekitar 250 kilogram per orang per tahunSedangkan Malaysia sudah 340 kilogram per orang per tahunBahkan, konsumsi semen Tiongkok sudah mencapai 1 ton per orang per tahun"Itu indikasi bahwa pembangunan masih belum optimal," cetusnya(wir/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AIG Kena Semprot Obama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler