Info Terbaru dari Pak Imran Soal Formasi PPPK Tenaga Kesehatan dan Teknis

Sabtu, 23 April 2022 – 17:02 WIB
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sulsel Imran Jausi. ANTARA/Nur Suhra Wardyah

jpnn.com, MAKASSAR - Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulawesi Selatan (Sulsel) Imran Jausi mengatakan pihaknya tetap mengusulkan penerimaan formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tenaga kesehatan dan teknis pada 2023 nanti.

Irman mengatakan usulan itu sudah disampaikan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk persiapan rekrutmen PPPK pada 2023.

BACA JUGA: 41 PPPK Guru Tahap II Terima SK, Begini Pesan Pak Abdullah Abu Bakar

“Kalau tenaga kesehatan dan teknis tetap kami buka formasinya tahun depan. Yang kami tidak tambah adalah guru,” kata Imran Jausi di Makassar, Jumat (22/4) sore.

Menurut Imran, pihaknya telah menyiapkan ratusan formasi PPPK nakes dan teknis pada 2023.

BACA JUGA: 675 PPPK Tulungagung Terima SK Pengangkatan, Langsung Terima Gaji dari APBD 

“Jumlahnya itu sebanyak 305 formasi untuk nakes dan teknisi,” ujarnya. 

Menurut Irman, alasan mengusulkan formasi itu antara lain karena banyak tenaga kesehatan yang akan pensiun di Kota Makassar.

BACA JUGA: 1.324 Guru PPPK Dilantik, Bu Ade Yasin: Bisa Merayakan Lebaran dengan Tenang 

Nantinya, tenaga yang direkrut dipekerjakan di Rumah Sakit (RS) Regional milik Pemprov Sulsel yang akan dibangun tahun ini.

Perekrutan PPPK tenaga kesehatan akan lebih banyak dibutuhkan di Kabupaten Bone, karena sedang dibangun rumah sakit yang dipastikan membutuhkan banyak tenaga atau sumber daya manusia.

"Sementara bagi tenaga teknis, mereka ditempatkan di SKPD lingkup Pemprov Sulsel. Pemprov Sulsel lumayan banyak membutuhkan tenaga teknis," katanya.

Lebih lanjut Imran juga menyatakan bahwa pihaknya tidak mengusulkan formasi guru pada 2023. Sebab, masih akan ada proses perekrutan PPPK guru tahap ketiga 2022 ini.

Dia mengakui Sulsel masih kekurangan guru. 

Hal ini dianggap sejalan dengan formasi guru yang pemintanya terbilang sedikit. 

Pada 2021, formasi guru yang diusulkan sudah besar, yakni sekitar 9.000 orang, sedangkan pendaftarnya sekitar 7.000 orang.

Doa mengatakan pengisian kekosongan guru di sekolah bisa dilakukan melalui pengangkatan honorer. 

Cara ini dinilai bisa lebih efisien dan menghemat anggaran. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler