jpnn.com - Jayapura, 28/9 (ANTARA) - Tim pengacara Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan kabar terbaru soal kondisi kesehatan kliennya.
Menurut Koordinator Tim Pengacara Gubernur Papua Lukas Enembe, Stafanus Roy Rening, saat ini kondisi kesehatan kliennya membaik.
BACA JUGA: Johanis Tanak Jadi Pimpinan KPK, Firli Bahuri: Mari Bersihkan Negeri Ini dari Praktik Korupsi
Dia mengatakan obat Lukas Enembe dari Singapura sudah tiba tiga hari lalu.
Saat ini, kata dia, sedang diupayakan agar dokter yang menangani Lukas Enembe ke Jayapura untuk melakukan pengecekan kesehatan.
BACA JUGA: Bertekad Sikat Mental Korup, Ganjar Pertemukan Bupati hingga Ketua DPRD dengan KPK
"Memang dokter pribadi Gubernur Enembe saat ini sedang mengupayakan mendatangkan dokter yang menangani sakit beliau dari Singapura," kata Roy Rening kepada wartawan, di Jayapura, Rabu (28/9) malam.
Ketika ditanya tentang pertemuan dengan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di rumah pribadi gubernur di Koya, Kota Jayapura, Rabu ini, Roy mengaku Lukas Enembe menyatakan dirinya sakit dan tidak bisa duduk banyak serta tergantung dokter pribadi.
BACA JUGA: Mantan Panglima OPM Minta Lukas Enembe Tak Usah Takut
Menurut dia, ketua Komnas HAM juga sempat menanyakan tentang stroke yang dialami Lukas Enembe serta perbincangan lainnya, karena ternyata keduanya sudah saling mengenal.
"Tidak ada pembicaraan detail dan kami tidak mengetahui langkah yang akan diambil Komnas HAM," ujar Stefanus Roy Rening.
Selain bertemu ketua Komnas HAM, Lukas Enembe juga sempat berbicara dengan Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu melalui telepon seluler yang meminta gubernur Papua ke Jakarta untuk diperiksa. Pembicaraan antara KPK (Asep Guntur) dengan Gubernur Enembe menggunakan telepon seluler milik Stevanus Roy Rening.
“Dokter KPK dan dokter IDI akan melakukan pemeriksaan dan nanti ada rekomendasi untuk berobat ke Singapura,” kata Rening.
Dia mengatakan direktur penyidikan KPK juga menjelaskan bahwa KPK dalam melakukan penyelidikan ini tetap menghormati HAM, sehingga pihaknya berharap tidak ada lagi narasi gubernur Papua dijemput paksa karena berdampak pada kesehatannya.
"Siapa yang akan bertanggung jawab bila tiba-tiba tensi Gubernur Enembe naik 200, karena sebelumnya beliau sudah empat kali mengalami stroke," ujar Roy Rening. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi