jpnn.com, KARAWANG - Polres Karawang masih memburu pelaku penyiraman air keras terhadap Eli Chuherli, seorang guru di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
"Kasus itu masih dalam proses penanganan," kata Kasatreskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy saat dihubungi pada Selasa (11/7).
BACA JUGA: Ini Kejadian sebelum Pensiunan TNI AD Ditemukan Tewas Terbungkus Karpet
Polisi menerima laporan kekerasan yang dialami Eli Chuherli, berupa tindakan penyiraman air keras sampai mata guru tersebut buta.
Laporan tersebut diterima polisi pada akhir Mei 2023. Kini kepolisian masih memburu pelakunya.
BACA JUGA: Penyerangan oleh Gerombolan Bermotor Pakai Senpi ke Kampung Al-Furqon, Pelakunya Ternyata
"Insyaallah dalam waktu dekat (ditangkap)," ucap Arief yang mengaku sudah mengetahui keberadaan pelaku.
Pak Guru Eli Chuherli, warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Karawang disiram air keras pada 23 Mei 2023.
BACA JUGA: Jualan Es, Desi Andriani Disiram Air Keras di Palembang
Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, Ade Hermawan.
Awalnya Eil mendapat pinjaman Rp 50 juta dari bank untuk membangun bisnis mobil jemputan.
Namun, status Eli sebagai guru membuatnya tak leluasa menjalankan usaha sehingga memandatkan usahanya itu kepada Ade.
"Sebenarnya saya tidak ada konflik, yang ada masalah itu dia (Ade) sama mitra perusahaan,” ucap Eli.
Lantaran merasa tidak enak, Eli meminta Ade untuk mengundurkan diri dari perusahaan.
Saat itu Ade setuju mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.
Namun, beberapa waktu setelah mengundurkan diri, Ade tiba-tiba datang ke rumah Eli.
Eli yang tak curiga karena hubungannya dengan Ade masih dianggap baik, mempersilakan Ade masuk ke dalam rumah. Saat itulah penyiraman air keras terjadi.
"Saat saya mau duduk tiba-tiba dia menyiram saya pakai air keras. Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur,” tutur Eli.
Setelah disiram air keras, penglihatan guru SMKN 2 Karawang itu mulai kabur.
Belakangan penglihatan Eli terus menurun dan kini kedua matanya buta.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam