Infrastruktur Hancur, Harga Properti Babak Belur

Kamis, 27 Januari 2011 – 10:04 WIB
JAKARTA - Buruknya infrastruktur membuat harga properti mulai dari perkantoran, hunian, sampai ritel di Indonesia, berada di level terendah di Asia, bahkan dibandingkan Vietnam yang usia negaranya jauh lebih mudaKepastian hukum dan kelebihan supply dibandingkan demand juga menjadi penyebab utama.

Vice President Investment Sales PT Jones Lang Lasalle (JLL), Djodi Trisusanto, mengatakan dalam studi yang dilakukan perusahaannya menunjukkan bahwa seringkali perusahaan besar asing seperti Microsoft atau IBM pada akhirnya memilih membeli kantor dan gedung training center di negara tetangga dibandingkan di Indonesia

BACA JUGA: BRI Layani Pajak Bandara

Perusahaan besar itu membutuhkan tempat sebagai perwakilan di wilayah Asia Tenggara.

Penyebabnya, kata Djodi, infrastruktur di Indonesia sampai saat ini kalah saing
Betapa murah harga properti menjadi tidak berarti karena pada akhirnya dihitung tidak efektif dan tidak efisien

BACA JUGA: Saham IPO Garuda Rp 750

"Bagaimana mereka mau memilih, jika dari bandara untuk sampai CBD (Central Business District) saja kena macet panjang
Padahal harga properti di Jakarta ini dibandingkan Ho Chi Minh City (Vietnam) saja masih lebih murah," ucapnya saat Market Insight di Jakarta, kemarin (26/1).

Selain itu, aturan kepemilikan asing terhadap properti di Indonesia masih belum ada kepastian

BACA JUGA: Standard Chartered Luncurkan InvestPlan

Tarik ulur yang berkepanjangan membuat penjualan properti terutama di kelas apartement dan kondominium tersendatSementara, pembangunan terus berjalan sehingga terjadi kelebihan supply dibandingkan demand"Karena supplynya kebanyakan maka harga murah," terusnya.

Berdasarkan data dari JLL, tingkat okupansi apartemen di Jakarta masih relatif rendah yaitu 63 persen dari stok tersedia sebanyak sedikitnya 27.200 unitSedang dibangun sekitar 7250 unit lagi dengan harga sewa USD 16 per meter persegi per bulanSementara kondominium okupansinya mencapai 89 persen dari kapasitas sedikitnya 70.520 unit yang ada dan sedang dibangun sekitar 25.150 unit lagi.

Lahan kawasan industri di Jabodetabek mencapai 9.700 hektar, namun okupansinya baru mencapai 65 persenBelum ada lahan untuk ekspansi di sektor iniSedangkan perkantoran di area CBD sudah mencapai 4,1 juta meter persegi dengan okupansi mencapai 82 persenLahan untuk ekspansi perkantoran baru tersedia 500 ribu meter persegi.

Untuk perkantoran non CBD sudah tersedia di atas lahan 1,4 juta meter persegi dengan tingkat okupansi 85 persen dan tersedia lahan cadangan 400 ribu meter persegiUntuk gedung mal yang disewakan, di Jakarta saat ini tersedia seluas 2,2 juta meter persegi dan tingkat okupansi mencapai 82 persenLahan untuk ekspansi sudah tersedia seluas 500 ribu meter persegi"Secara umum supply-nya terlalu banyak," tutur Djodi.

Properti Indonesia juga lemah dalam bernegosiasi harga terutama terhadap investor asingSebab, di luar aturan kepemilikan yang belum tuntas, investor masih belum nyaman dengan masih adanya kasus mafia tanah dan kepemilikan sertifikat tanah ganda"Dulu banyak sekali, tetapi sekarang sudah berkurang," kata Djodi lagi.

Meski begitu, Djodi menyarankan bahwa sekarang-lah saatnya belanja properti di IndonesiaSebab selain kondisi ekonomi yang baik, pemerintah berkomitmen untuk membangun infrastruktur"Dimulai dari akses ke bandara Soekarno Hatta, mau dibangun kereta dari Manggarai dan MRT (Monorail Train)Di Lombok juga sedang dibangun bandaraDi Bali dibangun jalan tol baru di luar jalur utama," jelasnya.

Associate Director Head of Research, Anton Sitorus, mengatakan bahwa harga properti di Indonesia, untuk sewa perkantoran di Jakarta CBD yang merupakan termahal di Indonesia seharga USD 150 per meter persegi pertahunTerendah kedua adalah Kuala Lumpur USD 180 permeter persegi per tahunTermahal adalah Tokyo CBD USD 1380 per meter persegi per tahunSementara untuk harga kondominium, Indonesia juga terendahDi Jakarta, harga luxury condominium antara USD 1.500-2.000 per meter persegiJauh di bawah Hong Kong yang mencapai USD 32 ribu per meter persegi(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soho Investasi Gudang Logistik Rp 50 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler