jpnn.com, JAMBI - Belakangan publik ramai membicarakan soal peta Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang di dalamnya memasukkan kawasan Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh ke dalam wilayah Sumbar.
beberapa hari terakhir ini menjadi viral di media sosial (medsos).
BACA JUGA: Meninggal, Impian Aknes Jadi Anggota Paskibra Sirna
Imbasnya, muncul kegelisahan dari para netizen Provinsi Jambi yang menyebut ada upaya dari Sumbar untuk mencaplok wilayah tersebut yang notabene brand Provinsi Jambi.
Hanya, sejauh ini belum diketahui tahun berapa peta tersebut dibuat dan untuk kepentingan apa.
BACA JUGA: Minimarket Ogah Pasang Merah Putih, Warga Ngamuk
Penilaian itu tentu cukup masuk akal. Pasalnya, sebelumnya ada upaya untuk membuka jalur pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan, Sumbar.
Padahal, sudah ada jalur utama pendakian via Kersik Tuo, Kerinci.
BACA JUGA: Mengerikan, Pekerja Tambang Jatuh Dari Ketinggian 30 Meter
Bupati Kerinci Adirozal menyatakan, Pemerintah Kabupaten Kerinci tidak perlu terlalu serius dalam menanggapi isu klaim dari Sumatera Barat bahwa Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh termasuk wilayah mereka.
"Tidak usah resah, tidak semudah itu memindahkan. Peta wilayah dibuat Kementerian Dalam Negeri. Hingga sejauh ini, belum ada laporan dari pusat akan dipindah. Namanya saja sekarang masih Gunung Kerinci, bukan Gunung Solok," terangnya.
Dia juga meminta masyarakat Kabupaten Kerinci tetap tenang dan jangan terlalu cepat termakan isu seperti itu.
Pastikan dan kaji terlebih dahulu saat mendapat informasi di medsos.
"Yang jelas, warga tenang saja menghadapi itu. Buktinya itu masih punya kami. Seputaran itu yang berladang masih merupakan warga kami semua,'' jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi 1 DPRD Kerinci Dodo Haryanto saat dikonfirmasi menjelaskan, dirinya meminta Diaporaparbud Kerinci memastikan dan mencari informasi kebenaran isu klaim perbatasan tersebut.
"Jika informasi itu memang benar, DPRD Provinsi Jambi akan membawanya ke ranah hukum. Maka nanti, kami juga harus menyiapkan apa yang harus dilakukan,'' paparnya.
Rencana pembukaan jalur baru pendakian Gunung Kerinci dari Solok Selatan Sumatera Barat juga mendapat penolakan dari masyarakat Kabupaten Kerinci dan sejumlah organisasi Pencinta Alam (PA) Kerinci.
Sebab, rencana tersebut merugikan pariwisata Pemkab Kerinci.
Yolanda, mantan ketua Mapala Stain Kerinci, termasuk tidak setuju dengan dibukanya jalur pendakian baru itu.
"Karena wisatawan datang dari Sumbar, otomatis mereka memilih jalur yang dekat dari Bandara Internasional Minang Kabau," jelasnya.
Dia meminta Pemerintah Kabupaten Kerinci menanggapi serius terkait hal itu.
Sebab, kejadian tersebut sangat merugikan Kabupaten Kerinci dan Provinsi Jambi.
Wisatawan yang akan berkunjung ke Kerinci pun sudah pasti menurun.
Dikonfirmasi terpisah, Gubernur Jambi Zumi Zola menyatakan tidak segampang itu mencaplok wilayah-wilayah. Apalagi Gunung Kerinci yang notabene sudah dikenal dunia.
"Jangan khawatir. Gunung Kerinci milik kita dan akan tetap menjadi milik Provinsi Jambi,'' ujarnya.
Menurut dia, jika Gunung Kerinci bukan milik Jambi, tidak mungkin Kerinci menjadi brand wisata Provinsi Jambi.
"Sampai saat ini, Kerinci masih menjadi brand wisata Provinsi Jambi. Salah satunya karena ada Gunung Kerinci,'' pungkasnya. (adi/nur/c21/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran Hutan Jati Makin Meluas, Jadi 20 Hektar
Redaktur & Reporter : Natalia