Ingat, Jangan Mau Dipecah Belah Kelompok Penuding Bidah

Minggu, 26 Maret 2017 – 18:13 WIB
Umat Islam di Masjid Istiqlal. Foto: Miftahulhayat/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) kembali menggelar kegiatan religi bernama Ngaji Kebangsaan untuk memupuk nasionalisme. Minggu (26/3), organisasi sayap PDI Perjuangan itu mengadakan Ngaji Kebangsaan bertema Islam Nusantara Berkemajuan di di Majelis Taklim al-Nur, Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat.

Wakil Sekretaris Umum PP Bamusi Hari Apriatno yang menjadi penanggung jawab kegiatan itu mengatakan, Ngaji Kebangsaan merupakan agenda rutin di organisasi pimpinan Prof Hamqa Haq itu. Menurutnya, Bamusi selalu berupaya mengabdi kepada masyarakat dengan melakukan pencerahan keagamaan.

BACA JUGA: Usai Nobar Bidah Cinta, Pak Djarot Bilang Begini

Aprianto menjelaskan, melalui Ngaji Kebangsaan pula Bamusi menyebar semangat kebersamaan dan toleransi. Karena kini berdekatan dengan Pilkada DKI putaran kedua, maka Bamusi menggunakan Ngaji Kebangsaan Kali ini untuk menyebar pesan damai dan menangkis isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"Kita juga ingin Pilkada DKI Jakarta putaran dua ini berjalan dengan damai, tanpa menggunakan isu-isu yang berbaru SARA. Islam Indonesia itu adalah Islam yang toleran," katanya.

BACA JUGA: PDIP Pilih Pertahankan Bu Risma Pimpin Surabaya

Wakil Sekretaris Umum PP Bamusi Hari Apriatno (tengah) dalam Ngaji Kebangsaan di Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (26/3). Foto: Bamusi for JPNN.Com

BACA JUGA: Pentolan PDIP Memuji Kiprah TMP Cetak Kader Berkualitas

Ngaji Kebangsaan itu dihadiri 150 orang. Sedangkan penceramahnya adalah KH Nu'man Bashori Alwi.

Ulama yang akrab disapa dengan panggilan Gus Nu’man itu dalam ceramahnya mengatakan, umat Islam Indonesia harus terus menerus menjaga persatuan dan kesatuan. Dia menegaskan, umat Islam sebagai entitas terbesar di Indonesia harus bisa menjadi pilar utama kerukunan.

"Islam yang merangkul kebudayaan. Bukan menghapus atau bahkan merusak kebudayaan yang ada, melainkan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam kebudayaan itu,” ujarnya.

Menurutnya, ada perpaduan antara ritual-ritual lokal dengan Islam. “Sehingga Islam dengan budaya Nusantara saat itu menyatu sangat erat," tegasnya.

Hanya saja, katanya, belakangan ini ada bagian dari kelompok dalam Islam masuk belakangan namun mau menghabisi kebudayaan Nusantara yang sudah islami. Kelompok-kelompok inilah yang merusak tatanan Islam yang sudah damai dan tenteram selama ini.

"Umat Islam harus waspada dan jangan mau dipecah belah oleh kelompok yang sedikit-sedikit bicara bidah," ungkap Gus Nu'man.

Selain itu, Gus Nu’man juga mengingatkan bahwa kelompok pendatang baru itu sudah menjelma menjadi kekuatan politik. Ironisnya, katanya, kelompok itu menjadi inkonsisten saat momentum pilkada.

"Misalnya di Jakarta mengharamkan pemimpin non-muslim, namun di daerah lain partai ini mengusung pemimpin non-muslim. Jadi yang munafik siapa?" ucapnya.(rmol/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Punya Lima Nama Bakal Calon untuk Pilgub Jabar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler