jpnn.com - Situs yang memerlukan proses pendaftaran dengan menggunakan kata sandi (password) tetap masih bisa dibobol.
Namun, terkadang banyak pengguna tidak mau repot memikirkan rangkaian password untuk melindungi akun mereka.
BACA JUGA: MangoeSky Solusi Akses Internet untuk UNBKÂ
Untuk mengantisipasi hal tersebut, para pakar keamanan online mengharuskan pengguna memiliki kombinasi password yang terdiri dari kombinasi huruf kapital, simbol, dan angka.
BACA JUGA : Warga Telepon 112 Hanya Untuk Minta Bukakan Password HP
BACA JUGA: Kecepatan Internet di Indonesia Paling Lemot di Dunia
Baru-baru ini sebuah studi dilakukan oleh National Cyber Security Center (NCSC) Inggris mereka melihat pada database publik dari akun yang disusupi mengonfirmasi bahwa banyak orang, bermasalah pada password sederhana.
BACA JUGA : Pemohon Visa Wajib Serahkan Password Medsos
BACA JUGA: Kunjungi BLK Ternate, Menkominfo: Semua Akan Kami Koneksikan
Ada 23,2 juta akun secara global menggunakan kombinasi “123456” paling umum dalam daftar NCSC.
Seperti dilansir Digital Trend, Selasa (22/4), tidak mengherankan password kedua yang sering disusupi adalah “123456789”. Serta ada pula pengguna yang menggunakan pasword “11111111”, atau bahkan “qwerty”.
NCSC berkolaborasi dengan pakar keamanan online Australia, Troy Hunt. Dia dikenal dengan situs Have I Been Pwned guna mempelajari lebih lanjut tentang jenis-jenis password yang digunakan beberapa orang untuk melindungi akun mereka.
BACA JUGA : eBay Diretas, Pengguna Diminta Ubah Password
Anda bisa menjelajahi database Hunt untuk menemukan berapa kali password sederhana muncul di daftar akun yang terperangkap dalam pelanggaran keamanan.
Misalnya, masukkan “123456” dan anda akan melihat password tersebut telah muncul dalam pelanggaran data lebih dari 23 juta kali.
Di situsnya, Hunt menawarkan beberapa saran tentang bagaimana Anda dapat melindungi password secara online dengan lebih baik. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru 1.420 Sekolah Daerah 3T Terhubung Internet
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian