jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti mengatakan, Pilkada 2017 menjadi tahapan politik sangat menentukan kekuatan partai dalam menghadapi pemilu 2019. Untuk itu, Ikrar mengingatkan pentingnya Partai Golkar menyelesaikan konflik yang telah mewarnai partai itu selama satu setengah tahun belakangan.
"Jangan sampai Munaslub Golkar menghasilkan kritikan terkait cara pemilihan sehingga konflik tidak selesai," kata Ikra, di Jenggala Center, JUmat (22/4).
BACA JUGA: Ini Harapan-harapan OSO kepada KADIN
Golkar menurut dia, akan bisa bangkit kembali kalau menguasai Pilkada 2017. "Kalau di Pilkada 2017 masih terpuruk, maka untuk menjadi pemenang pada Pemilu 2019 akan sulit," tegasnya.
Ikrar Nusa Bakti mengatakan pada masa reformasi partai Golkar selalu "melompat" dan menjadi bagian dari partai pemerintah ketika pilpres usai.
BACA JUGA: Ibunda Terpana, Sang Pangeran Albert II Monaco Memuji Wonderful Indonesia
Selain itu, bergabungnya Partai Golkar di bawah Kepemimpinan Aburizal Bakrie telah menimbulkan kekecewaan dan kekesalan parpol-parpol lainnya.
Terakhir dia katakan, rusaknya Partai Golkar ini setelah digelarnya Musyawarah Nasional (Munas) di Bali yang membolehkan para kandidat ketua umum untuk saling berhadapan
BACA JUGA: TNI AL Tangkap Kapal Buronan Interpol Argentina
"Setelah Munas Golkar di Bali, Partai Golkar menjadi rusak, karena pertarungan selalu head to head. Akibatnya kata kunci untuk meraih menjadi ketua umum dalam head to head itu adalah uang," ungkapnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya, TNI AL Bikin Takluk Kapal Asal Tiongkok
Redaktur : Tim Redaksi