Ingat! Tujuan Teroris Bukan Hanya Surga

Selasa, 30 Maret 2021 – 06:30 WIB
Ilustrasi - Anggota Densus 88 menangkap terduga teroris. Foto: FOTO: ANTARA/Solihin/DA/aww.

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi meminta masyarakat tetap tenang dan tidak takut merespons bom bunuh diri di pintu gerbang Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dia memastikan Polri melalui Densus 88 Antiteror terus bekerja membongkar sel-sel teroris di tanah air.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Bom di Katedral Makassar, Joe Biden Prihatin, Pelajaran untuk Driver Ojol

"Yang jelas pihak keamanan seperti Densus 88 itu tidak pernah berhenti. Ketika kita tidur, mereka bangun. Ketika kita diam, mereka bergerak," kata Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi.

Menurut Islah, sebagian masyarakat ada yang antipati menyikapi penangkapan terduga teroris. Penyebabnya antara lain karena masyarakat tidak curiga dengan keseharian orang-orang yang ditangkap.

BACA JUGA: Pasukan Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris di Bekasi

"Pihak keamanan lebih tahu, intelijennya bergerak," ujarnya.

Islah mengatakan, tujuan teroris adalah menekan pemerintah dan masyarakat. Teroris ingin pemerintah bertekuk lutut, sehingga mereka bisa menguasai pemerintahan.

BACA JUGA: Kapolri Sebut Densus Tangkap 13 Terduga Teroris Terkait Bom Makassar, Ini Perinciannya

"Apapun tujuan teror mereka itu sebenarnya bukan hanya surga, tetapi juga ingin menguasai negara ini, menguasai pemerintahan ini," imbuhnya.

Menurutnya, teroris selalu melawan pemerintahan dan akan berhenti sampai mereka berkuasa. Islah mengatakan sudah tepat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar masyarakat tidak takut menyikapi teror bom.

"Ini bukan hanya soal menciptakan kepanikan dan ketakutan, tapi mereka ingin membuat semua orang bertekuk lutut terhadap mereka," ujar Islah.

Dia membeberkan ada sekitar 400 terduga teroris ditangkap pada 2020. Tahun ini sudah hampir 100. Islah menilai teroris kelabakan setelah jalur pendanaan mereka ditelusuri PPATK dan Polri. Cukup menyulitkan bagi terorisme bergerak  tanpa pendanaan.

Ketika transaksi elektronik diendus PPATK, kelompok teroris menggunakan kotak amal untuk mengumpulkan dana.

Islah berpendapat, teror bom di Makassar merupakan reaksi teroris terhadap penangkapan-penangkapan dan jalur pendanaan mereka yang terus terjepit. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler