Ingat ya, Periode I Jokowi, Belum Setahun 5 Menteri Kena Reshuffle

Selasa, 29 Oktober 2019 – 13:33 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin bersama Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Adi Prayitno memprediksi Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle menteri di Kabinet Indonesia Maju pada tahun pertama berjalan. Perombakan itu bisa dilakukan kalau ada menteri yang tak maksimal dalam bekerja.

"Kalau melihat komposisi kabinet sekarang maka saya menduga setahun mungkin akan terjadi reshuffle," kata Adi dalam diskusi "Kabinet Bikin Kaget" di Jakarta, Sabtu (26/10) lalu.

BACA JUGA: AHY Urung Jadi Menteri di Kabinet Jokowi, Andi Arief Singgung Dendam Megawati

Sebelumnya, saat mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (23/10) lalu, Presiden ketujuh RI itu sudah memberikan ancaman tegas bakal mendepak menteri yang kinerjanya buruk.

"Semua harus serius dalam bekerja. Saya pastikan yang enggak serius, enggak sungguh-sungguh. Hati-hati saya copot di tengah jalan," tegas Jokowi.

BACA JUGA: Amien Rais Merestui Prabowo Subianto jadi Menhan, tetapi Ada Syaratnya

Prediksi Adi bukan hal mengagetkan bila benar-benar terjadi. Pasalnya, suami Iriana itu sudah merombak Kabinet Kerja periode pertamanya bersama Wapres Jusuf Kalla, sebelum 1 tahun terlewati.

Tepatnya 10 bulan. Susunan kabinetnya diumumkan 26 Oktober 2014. Pada 12 Agustus 2015, sudah 5 menteri kena reshuffle.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Hanura terkait Susunan Kabinet Indonesia Maju

Berdasarkan catatan yang dirangkum jpnn.com, pada reshuffle pertama Kabinet Kerja 12 Agustus 2015, lima pos menteri mengalami perombakan. Beberapa di antaranya didepak dari kabinet. Sebagian lagi hanya digeser ke kementerian lain. Saat itu, sekretaris kabinet juga dicopot.

Masa itu, Kepala Kantor Staf Presiden Luhut Binsar Panjaitan (Golkar) ditunjuk menjadi Menko Polhukam menggantikan Tedjo Edhy Purdijanto (NasDem).

Mantan gubernur BI Darmin Nasution ditunjuk sebagai Menko Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil (profesional), yang digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan/Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago (profesional).

Berikutnya, Jokowi menunjuk Rizal Ramli (profesional) sebagai Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo (profesional).

Thomas Lembong (profesional) diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmad Gobel (profesional). Serta Pramono Anung Wibowo (PDIP) diangkat sebagai sekretaris kabinet menggantikan Andi Widjajanto.

Perombakan kedua kembali dilakukan mantan gubernur DKI Jakarta itu pada 27 Juli 2016. Sejumlah kader PAN dan Golkar yang belakangan merapat ke koalisi pemerintah, termasuk yang dapat jatah menteri pada reshuffle kedua ini.

Dari 11 pos menteri yang kena perombakan kedua, posisi Menteri ESDM Archandra Tahar paling menyita perhatian karena polemik dwikewarganegaraan. Dia akhirnya diberhentikan dengan hormat 15 Agustus 2016, setelah 20 hari menjabat. Meskipun akhirnya, pria berdarah Minang itu kembali diangkat menjadi wakil menteri pada 14 Oktober 2016.

Selanjutnya pada 2018, Jokowi melakukan pergantian sejumlah menteri. Pada 17 Januari, Sekjen Golkar Idrus Marham diangkat sebagai Menteri Sosial menggantikan posisi Khofifah Indarparawansa yang mengundurkan diri karena maju di Pilkada Jawa Timur.

Kemudian melantik Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Persiden menggantikan Teten Masduki.

Berikutnya, 15 Agustus 2018, Wakapolri Komjen Pol (Purn) Syafruddin dilantik sebagai Menteri PAN-RB menggantikan Asman Abnur (PAN) yang mengundurkan diri pascapartainya tidak lagi mendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Lalu, 24 Agustus 2018, Agus Gumiwang Kartasamita dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham yang jadi tersangka di KPK dalam kasus korupsi PLTU Riau 1. (fat/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler