jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna minta Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tidak membuat peraturan semena-mena terhadap masyarakat kecil Jakarta seperti larangan kendaraan bermotor roda dua di Jalan Sudirman dan Thamrin.
"Para pengguna motor juga pencari nafkah karena ketidakmampuan pemerintah DKI Jakarta mengatasi macet dan memberikan pelayanan transportasi publik yang memadai," kata Budyatna, ketika dihubungi wartawan, Kamis (18/12).
BACA JUGA: Sita Ratusan Botol Miras Oplosan di Terminal Senen
Menurut Budyatna, sebenarnya tidak satupun masyarakat Jakarta yang mau menggunakan motor karena jika hujan - kehujanan, dan panas -kepanasan dan beresiko tinggi.
“Mereka kan hanya mencari hidup dengan datang ke daerah macet seperti Jalan Sudirman dan Thamrin. Siapa sih yang rela ke sana kalau tidak untuk kepentingan mencari nafkah?” tanya dia.
BACA JUGA: Pesta Miras, Dua Mahasiswa Meninggal
Budyatna pun membandingkan padatnya jalan Jakarta dengan padatnya penduduk Jakarta.
"Kalau dengan alasan kemacetan lantas motor dilarang masuk, apa Ahok yang berasal dari Bangka Belitung mau kalau dirinya dilarang datang ke Jakarta apalagi untuk menjadi Gubernur Jakarta dengan alasan Jakarta sudah padat? Dia kan datang ke Jakarta juga untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan mencari nafkah, begitupun para pengendara motor,” imbuhnya.
BACA JUGA: Ahok: Bukan Bagi-bagi Duit Kok
Cara Ahok membandingkan larangan sepeda motor di Tiongkok menurutnya, juga tidak masuk akal. Sebelum Tiongkok maju seperti saat ini, mereka sudah mempersiapkan infrakstruktur pembangunan dan jalan.
”Kalau ingat dulu, di sana jalan besar-besar hanya digunakan untuk jalan sepeda. Ada miliaran sepeda dulu di sana, tapi begitu Tiongkok maju, sepeda pun diganti dengan mobil-mobil mewah dan sarana transportasi masal yang nyaman,” tegasnya.
Karena itu, Budyatnya menyarakan Ahok untuk membenahi terlebih dahulu jajaran Pemprov DKI Jakarta, sehingga seluruh pegawainya bisa memberikan pelayanan maksimal kepada warga Jakarta.
”Beli busway saja bekas barang dari China dengan harga mahal serta mark up dan korupsi gila-gilaan kok. Itu saja benahi dulu,” tandasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Razia, Belum Temukan Daging Bermormalin
Redaktur : Tim Redaksi