Inggris Diombang-ambing Brexit, Pound Sterling Malah Meroket

Jumat, 15 Maret 2019 – 13:42 WIB
PM Inggris Theresa May menandatangani surat permohonan Brexit. Foto: AP

jpnn.com, LONDON - Seperti seisi kapal Titanic meminta gunung es minggir. Begitulah cemoohan dari wakil kepala utusan Uni Eropa terkait Brexit setelah pemungutan suara di parlemen Inggris Rabu lalu (13/3). Menurut beberapa tokoh organisasi regional itu, penolakan terhadap opsi no-deal Brexit (keluar tanpa perjanjian) tak masuk akal.

Hal itu ditegaskan Michel Barnier. Ketua negosiator Uni Eropa tersebut enggan mengiyakan permintaan Inggris untuk memperpanjang tenggat. Itu akan mubazir jika tensi politik Istana Westminster masih bertahan.

BACA JUGA: Uni Eropa Isyaratkan Belum Rela Inggris Pergi

"Apa lagi yang mau didiskusikan. Kita sudah punya perjanjiannya," ujar Barnier dilansir The Guardian.

Beruntung, tak semua anggota Uni Eropa berpendapat sama. Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menegaskan bakal merayu negara anggota agar bisa menyetujui perpanjangan tenggat. Dia merasa tak keberatan jika Inggris membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memikirkan strategi terkait Brexit.

BACA JUGA: Inggris Bakal Terapkan Tarif Impor Nol Persen

BACA JUGA: Brexit Makin Rumit, Upaya May Kembali Disambut Dingin Parlemen

Memang, parlemen sudah tegas menolak proposal Malthouse Compromise yang fokus untuk mengatur Inggris setelah Brexit berlaku tanpa kesepakatan.

BACA JUGA: Brexit Makin Rumit, Upaya May Kembali Disambut Dingin Parlemen

Pebisnis ikut girang dengan keputusan itu. Kegembiraan tersebut tergambar dari nilai tukar pound sterling yang meroket.

Namun, "adu jotos" di lembaga legislatif belum berhasil. Kemarin malam seharusnya voting ketiga tentang proposal perpanjangan tenggat dihelat. "Sudah jelas bahwa majelis rendah harus mencapai konsensus," ujar Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond dilansir Reuters.

Politisi pro-Eropa putus asa untuk mencegah Brexit keras (tanpa kesepakatan) terjadi. Tanpa penundaan deadline yang disetujui Eropa, Inggris otomatis keluar Eropa tanpa ikatan apa pun. Eropa tak keberatan mengulur waktu asal Inggris punya sikap yang tegas soal opsi yang dipilih.

BACA JUGA: May Kehabisan Ide, No-Deal Brexit Menguat

Saat ini kabinet Perdana Menteri Inggris Theresa May menawarkan rencana klise. Dia kembali meminta parlemen menyetujui kesepakatannya pada voting pekan depan (20/3).

"Kami lihat sudah banyak kolega yang luluh. Sebab, pilihannya tinggal menyetujui kesepakatan awal atau Brexit keras," kata Hammond. (bil/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Bom, Dua Bandara, Satu Stasiun Kereta


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler