jpnn.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris Theresa May tidak sempat girang setelah membawa jaminan hukum atas kesepakatan backstop dari Uni Eropa, Senin (11/3). Sebab, keesokan harinya semua politikus di Inggris tidak tergugah dengan ''oleh-oleh'' tersebut.
Parlemen sangat mungkin tetap menolak proposal May yang seharusnya disidangkan kemarin, Selasa (12/3) pukul 19.00 waktu setempat.
BACA JUGA: Nissan Setop Produksi X-Trail
Selama sebulan terakhir Theresa May sudah bolak-balik menuju kantor Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker. Pada saat terakhir, dia baru bisa meyakinkan pihak Uni Eropa untuk menandatangani jaminan hukum terkait backstop Irlandia.
Backstop adalah perjanjian untuk menghindari tembok pembatas antara Republik Irlandia dan negara bagian Irlandia Utara.
BACA JUGA: Gara-Gara Brexit, Jaguar Land Lover Hentikan Produksi
''Kami sudah mengamankan. Saatnya untuk bersatu untuk mendukung kesepakatan ini,'' ujarnya dilansir Washington Post.
Sayangnya, sebagian besar tokoh politik tidak memberikan respons positif. Petinggi Partai Buruh Keir Starmer mengatakan bahwa perubahan tersebut tidak signifikan.
BACA JUGA: May Kehabisan Ide, No-Deal Brexit Menguat
Sementara itu, Steve Baker, politikus proBrexit, mengatakan bahwa perubahan tersebut hanyalah pernik-pernik yang indah. ''Risiko legal tidak berubah,'' ujar Jaksa Agung Geoffrey Cox menurut BBC.
Jika proposal May tetap ditolak pada voting kemarin, pemungutan suara untuk berpisah tanpa kesepakatan bakal dilakukan hari ini (13/3). Jika pilihan itu juga ditolak, parlemen akan mendiskusikan pilihan untuk menunda tenggat waktu Brexit. Sebagaimana diberitakan, tenggat waktu Brexit adalah 29 Maret. (bil/c15/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lolos dari Pemakzulan, Theresa May Belum Aman
Redaktur & Reporter : Adil