jpnn.com, LONDON - Ada keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kasus percobaan pembunuhan Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, Maret lalu. Apalagi, racun Novichok yang menjadi senjata pelaku untuk menghabisi ayah dan anak itu milik militer. Sebagai kepala negara, Putin harus bertanggung jawab.
Kasus Novichok yang mengakibatkan Skripal dan Yulia dirawat intensif di rumah sakit itu membuat hubungan Inggris dan Rusia renggang. Meski Moskow terus membantah tudingan keterlibatannya, London tak percaya.
BACA JUGA: Ternyata Putin Ikut Merancang Mobil Kepresidenan Rusia
”Pada akhirnya, tentu saja presiden Rusia adalah orang di balik peracunan itu,” ujar Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace saat diwawancarai BBC.
Skripal bukan orang biasa. Dia adalah mantan mata-mata Rusia yang lantas menjadi informan Inggris. Untuk melumpuhkan pria 67 tahun itu, dibutuhkan senjata ampuh. Novichok dipilih karena relatif sulit dideteksi. Selain itu, proses kerjanya cepat.
BACA JUGA: Putin Panen Pujian, Trump Habis Dikata-katai
Karena Skripal dulu agen intelijen terlatih, upaya percobaan pembunuhan dengan racun dianggap paling ampuh untuk mengakhiri hidupnya.
Namun, analisis Inggris tersebut ditampik Rusia. Karena itu, Negeri Ratu Elizabeth II tersebut membeber hasil penyelidikannya. Kemarin ada dua nama yang disebut sebagai tersangka.
BACA JUGA: Putin Menoleh, Trump Mengedipkan Mata, Oh Mesranya
Mereka adalah Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov. Keduanya warga Rusia yang juga tercatat sebagai anggota Glavnoye Razvedyvatel'noye Upravleniye (GRU), lembaga intelijen militer Rusia.
Petrov dan Boshirov menempuh perjalanan dari Moskow ke London, kemudian pergi ke Salisbury. Mereka tiba pada 2 Maret dan meninggalkan Inggris dua hari kemudian.
Rentetan gambar wajah mereka yang tertangkap kamera CCTV menjadi salah satu bukti keterlibatan keduanya dalam kasus Skripal. Saat itu mereka juga melintas di dekat rumah Skripal.
Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May mengatakan, dua tersangka membawa racun itu dari Rusia. Namun, dia tidak mau menyebut nama Putin dalam keterangannya di hadapan House of Commons kemarin.
Dia hanya mengatakan bahwa GRU adalah organisasi yang sangat disiplin dan memiliki rantai komando yang tertata. ”Jadi, itu bukan operasi sembarangan. Itu hampir pasti juga telah disetujui orang di luar GRU, yaitu pejabat senior Rusia,” tegasnya. (sha/c11/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertamu ke Inggris, Trump Cuek Ancam Tuan Rumah
Redaktur & Reporter : Adil