Media Inggris menanggapi wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle di televisi Amerika Serikat dengan mengatakan terkejut dan terpukul.
Tapi para komentator di Inggris terbelah mengenai tuduhan rasisme yang dilontarkan Meghan yang bergelar 'Duchess of Sussex' kepada keluarga kerajaan.
BACA JUGA: Australia Didesak Membuat Karantina Khusus Mahasiswa Asing
Berbagai berita utama mengenai Harry dan Meghan menghiasi di halaman depan koran-koran Inggris.
The Daily Mail dan Daily Mirror fokus pada klaim rasisme Meghan, sementara The Daily Express menulis "Kate membuatku menangis", kutipan dari penyataan Meghan soal Kate Middleton, dan The Sun memilih headline "Meg: Aku merasa ingin bunuh diri".
BACA JUGA: Untuk Pertama Kalinya Timor Leste Memberlakukan Lockdown Akibat COVID-19
Kedua pasangan tersebut, yang duduk bersama pembawa acara Oprah Winfrey di California, mengatakan ada "kekhawatiran dan percakapan" dari dalam keluarga kerajaan tentang warna kulit putra mereka Archie.
Pangeran Harry juga mengatakan istrinya menjadi sasaran rasisme dari pers Inggris, sesaat setelah masa bulan madu.
BACA JUGA: Inilah Cerita Perempuan yang Menuduh Jaksa Agung Australia Telah Memperkosanya
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak mengomentari tuduhan tersebut. Video Player failed to load. Boris Johnson refuses to be drawn into Royal family matters Play
Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume. Boris Johnson refuses to be drawn into Royal family matters ( ABC News )
Ditanya tentang wawancara kedua pasangan tersebut saat menggelar konferensi pers soal COVID-19, PM Johnson mengatakan dia "selalu sangat mengagumi Ratu yang berperan sebagai pemersatu di negara kita dan di seluruh wilayah Persemakmuran".
Namun dia mengatakan "ketika menyangkut keluarga kerajaan, hal yang tepat untuk dikatakan oleh seorang perdana menteri adalah tidak mengatakan apapun".
Sebaliknya, Keir Starmer, pemimpin oposisi utama Partai Buruh, mengatakan istana harus menanggapi tuduhan itu dengan serius.
"Masalah yang diangkat Meghan tentang rasisme dan kesehatan mental adalah masalah yang sangat serius," katanya.
"Ini adalah pengingat bahwa terlalu banyak orang yang mengalami rasisme di Inggris abad ke-21."
Menteri Pendidikan Bayangan di Inggris, Kate Green mengatakan klaim rasisme yang "sangat mengejutkan" penyelidikan penuh.
"Saya yakin istana akan memikirkan hal ini dengan sangat hati-hati, dan saya yakin orang akan bertanya-tanya apa respon yang akan dikatakan oleh pihak istana, tapi tidak pernah ada alasan dalam situasi apa pun untuk [membenarkan] rasisme," kata Green.
Katie Nicholl, editor kerajaan majalah Vanity Fair, menyoroti pemikiran Meghan yang sempat ingin mengakhiri hidupnya sendiri saat menjadi bagian dari keluarga kerajaan sebagai momen wawancara yang paling menonjol.
"Saya pikir pengungkapan itu datang dengan kuat dan cepat ... Anda seperti terlempar dalam pikiran Meghan untuk bunuh diri," kata Nicholl.
"Meghan dan Harry telah menjatuhkan begitu banyak bom dalam wawancara ini dan sekarang mereka akan menyaksikan dampaknya." External Link: @GMB tweet: They’ve trashed everything the Queen has worked so hard for and we’re supposed to believe they’re compassionate?’ ‘They felt they were trashed and lied about.’ @piersmorgan and @susannareid100 discuss Harry and Meghan’s explosive Oprah interview.
Piers Morgan, co-host yang blak-blakan dari acara Good Morning Britain di stasiun ITV, mengatakan dia "muak" oleh "acara sampah keluarga kerajaan selama dua jam saat Pangeran Philip terbaring di rumah sakit".
Dia menambahkan bahwa dia tidak menerima persepsi pasangan itu tentang rasisme di dalam Istana Buckingham.
"Mereka mengacaukan semua orang ... pada dasarnya mereka menganggap seluruh keluarga kerajaan adalah perwakilan supremasi kulit putih," kata Morgan.
"Saya sangat marah sampai ke ubun-ubun." Halaman depan Daily Express dan Daily Mirror yang berfokus pada wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle dengan Oprah Winfrey di CBS.
Supplied: Daily Express/Daily Mirror
Emily Nash, editor kerajaan di Hello! Magazine, menggambarkan wawancara tersebut sebagai cara Pangeran Harry dan Meghan untuk menyelesaikan masalah lama.
"Saya telah mengantisipasi lebih banyak kritik tentang pers, media, media sosial, dan mungkin institusi monarki itu sendiri," kata Nash.
"Tapi ini lebih terasa seperti menyamakan skor secara pribadi dengan anggota keluarga."
Komentarnya mungkin menyinggung keretakan yang diisukan antara Meghan dengan Catherine, Duchess of Cambridge.
Kisah yang dilaporkan secara luas adalah bahwa Meghan membuat Kate menangis sebelum pernikahannya dengan Pangeran Harry pada 2018. External Link: @hellomag tweet: Meghan Markle reveals she wanted son Archie to be a Prince for security reasons
Setelah Meghan memberi tahu Oprah "yang terjadi sebaliknya", jurnalis Daily Telegraph yang menulis artikel aslinya muncul di televisi Inggris untuk membela pemberitaan yang ditulisnya. External Link: Serena Williams on Instagram: Meghan Markle, my selfless friend, lives her live - and leads by example - with empathy and compassion. Her words illustrate the pain and cruelty she's experienced.
Editor Daily Telegraph, Camilla Tominey, mengakui bahwa percakapan antara kedua wanita itu mungkin "lebih bernuansa" daripada yang diperkirakan sebelumnya, tetapi ia menambahkan bahwa Catherine tidak punya cara untuk membela diri.
"Betapapun kita semua menginginkannya, [Kate] tidak akan pernah duduk di kursi itu dan berbicara dari hati ke hati, dia tidak akan pernah melakukannya dalam acara Oprah, dan begitu pula Ratu," kata Tominey.
"Pangeran Charles sekali lagi menimbulkan sejumlah besar kritik, [misalnya] cerita bahwa dia tidak menjawab panggilan telepon putranya. Pangeran William juga tidak meninggalkan kesan yang terlalu baik.
"Dan sebagai penonton, yang tersisa adalah perasaan bahwa relasi keluarga ini telah meledak dan tidak ada jalan untuk bisa kembali seperti sedia kala."
Jauh dari Inggris, Meghan dipuji oleh petenis Amerika Serena Williams dalam sebuah posting Instagram sebagai orang yang penuh "empati dan kasih sayang" yang menunjukkan keberanian untuk berbicara menentang rasisme dalam sebuah "institusi".
"Saya tahu secara langsung seksisme dan rasisme yang digunakan lembaga dan media untuk menjelekkan perempuan dan orang kulit berwarna untuk mengecilkan kita, menghancurkan kita, dan menjelekkan kita," tulis Williams.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokumen Baru Ungkap Kemesraan Australia dengan Militer Myanmar