Ingin Hamil, Perhatikan Hal ini

Senin, 01 Februari 2016 – 17:15 WIB
Ilustrasi perempuan hamil. Foto : Dok Jawa Pos

jpnn.com - Banyak mitos tentang kesuburan perempuan. Salah satunya, perempuan yang rutin mengalami menstruasi setiap bulan mudah memiliki momongan. Mitos itu tidak sepenuhnya benar. Banyak perempuan yang mengalami menstruasi, tetapi tidak bisa hamil karena buluh rahim atau tuba fallopi buntu. Lantaran saluran penghubung indung telur dan rahim tersumbat, sel telur atau ovum tidak bisa turun ke rahim.

Karena sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma di rahim, perempuan dengan tuba fallopi tersumbat sangat sulit bisa hamil. ''Menstruasi yang dialami bukan sel telur yang tidak dibuahi, melainkan darah (dari kupasan dinding rahim, Red),'' kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSK St Vincentius A. Paulo (RKZ) dr Ariawan Adimoelja SpOG kemarin (31/1).

BACA JUGA: Selain Cokelat, Coba 3 Hadiah Valentine Untuk Si Dia

Sumbatan di buluh rahim juga tidak mampu dideteksi secara kasatmata. Dokter harus menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke rahim untuk melihat sumbatan di buluh rahim.

Kendala lain bagi perempuan yang menstruasi tetapi sulit hamil biasanya adalah sel telur berukuran kecil. Kondisi sel telur yang kecil umumnya terlihat dari siklus menstruasi yang tidak teratur. Akibat siklus haid yang tidak sempurna, sel telur yang belum masak sudah terlepas dari dinding rahim sehingga tidak dapat dibuahi. ''Biasanya diatasi dengan terapi hormon,'' terang Ariawan.

BACA JUGA: 8 Langkah Sederhana Merawat Kaki Diabetes

Menurut dia, setidaknya ada empat faktor yang menentukan kesuksesan pembuahan pada perempuan. Yakni, siklus menstruasi, infeksi, pola hidup, dan kondisi organ reproduksi.

Selain siklus menstruasi, infeksi bisa menggagalkan pembuahan. Serangan bakteri atau virus biasanya diperoleh perempuan dari lingkungan maupun dirinya atau pasangannya suka berganti partner seksual.

BACA JUGA: Tips Menjaga Kulit Tetap Lembab Selama Musim Dingin

Penyebab infeksi lain yang kerap ditemui Ariawan di kliniknya adalah berhubungan intim saat haid. ''Saat haid, dinding rahim terkelupas sehingga lebih mudah terinfeksi,'' ungkapnya.

Ariawan juga kerap menemui pasien yang terserang jamur justru karena terlalu sering membersihkan organ kewanitaan dengan sabun antiseptik. Apalagi sampai menggunakan tangan untuk membersihkan lubang vagina. ''Kalau sering dibersihkan, bakteri baik yang menghalangi tumbuhnya jamur di vagina justru hilang,'' jelas dia.

Ariawan menegaskan, selain faktor perempuan, kesuksesan pembuahan bergantung pada kondisi kesehatan pasangan. (lyn/c14/noe/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Alasan Perempuan Melakukan Operasi Plastik pada MS. V


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler