Guna membantu warga yang terkena dampak kebakaran hutan, pemerintah Federal Australia mengubah syarat working holiday visa (WHV). Peserta WHV yang mau jadi relawan di tempat-tempat yang terkena dampak kebakaran hutan bisa perpanjang visanya. Majikan di kawasan regional nantinya boleh mempekerjakan peserta WHV sampai 1 tahun, yang dulunya enam bulan Relawan yang membantu memperbaiki properti karena kebakaran hutan dimasukkan dalam kategori bekerja Yayasan BlazeAid memperkirakan perubahan ini akan mendatangkan banyak relawan dari luar negeri
BACA JUGA: Beda Agama Sampai Kawin Lari, Alasan Warga Asing Mengikat Cinta di Depan Penghulu Australia
Dalam pengumuman yang dikeluarkan hari Senin (17/02), Pejabat sementara Menteri Imigrasi Australia, Alan Tudge mengatakan majikan bisa mempekerjakan pemegang visa yang sama sampai setahun di wilayah yang mengalami kebakaran hutan.
Menjadi relawan di daerah bencana kebakaran hutan telah dijadikan syarat bagi perpanjangan visa untuk tahun kedua, bahkan tahun ketiga.
BACA JUGA: Mahasiswa Tiongkok Dilarang Masuk Australia, Universitas Pangkas Biaya
Dalam aturan yang berlaku selama ini, peserta WHV hanya bisa bekerja di satu tempat maksimal enam bulan dan menjadi relawan bukan salah satu persyaratan perpanjangan visa.
Untuk bisa mendapatkan visa tahun kedua, para pemegang visa WHV harus bekerja selama 88 hari di wilayah regional Australia.
BACA JUGA: Australia Pastikan Pria Gaza Ini Bukan Pencuri, Tapi Israel Tak Peduli
Jika mereka ingin melanjutkannya lagi hingga tahun ketiga, maka harus bekerja dengan tambahan waktu enam bulan. Kelompok relawan menyambut baik perubahan tersebut
Alan Tudge mengatakan banyak organisasi di kawasan regional yang memerlukan relawan.,
Saat ini sudah ada 30 ribu pemegang WHV yang berada di kawasan regional dan mereka bisa menggunakan kesempatan menjadi relawan untuk mendapatkan visa tahun kedua.
Presiden dari organisasi relawan 'BlazeAid', Kevin Butler, mengatakan kepada ABC ia sangat senang dengan perubahan kebijakan pemerintah Australia. Photo: Relawan BlazeAid seperti Carlia Richardson dan Penny Carson tidak diupah tapi dapat akomodasi dan makan. (Eliza Rogers)
"Kami sudah menunggu hal ini selama dua bulan terakhir." katanya.
"Ini adalah hal yang paling bagus. Ini menjadi hal yang menguntungkan semua pihak, baik pemegang visa WHV dan para petani."
"Kita akan kedatangan banyak anak-anak muda dari seluruh dunia yang dengan senang hati datang untuk membantu Australia.'
Kevin mengatakan lapangan kerja berbayar di bidang pertanian saat ini sedang terbatas, namun kawasan regional memerlukan bantuan relawan guna membantu pertanian.
'BlazeAid' sendiri mengatakan akan menyediakan makanan empat sampai lima kali sehari dan juga tempat untuk tidur kepada mereka yang ingin menjadi relawan.
Saat ini Indonesia memiliki jatah 1.000 orang setahun untuk ke Australia di bawah perjanjian WHV.
Visa ini diperuntukkan bagi mereka yang berusia antara 18-30 tahun.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda Agama, Pasangan Indonesia di Adelaide Rayakan 50 Tahun Pernikahan