jpnn.com, DAMASKUS - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengklaim pasukan Turki telah menyarang tiga desa di wilayah timur laut, Kamis (24/10). Aksi militer tersebut jelas melanggar kesepakatan Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perjanjian yang dibuat di Sochi dua hari lalu itu menyebutkan bahwa Turki akan menghentikan semua aksi militer asalkan milisi Kurdi Suriah mundur 30 kilometer dari perbatasan.
BACA JUGA: Rusia Sepakat Bantu Turki, Milisi Kurdi Makin Terdesak
Menurut pejabat SDF, milisi Kurdi sudah memenuhi tuntutan tersebut. Namun, pasukan Turki masih melakukan serangan yang menyebabkan ribuan warga sipil terpaksa mengungsi.
"Walau kami sudah berkomitmen terhadap gencatan senjata dan penarikan pasukan dari area gencatan senjata, Turki bersama sekutu terorisnya terus melanggar proses perdamaian." Demikian bunyi keterangan tertulis SDF.
BACA JUGA: Iran Kecam Pembangunan Pos Militer Turki di Suriah
SDF pun berharap Amerika Serikat bisa melihat dengan jernih pelanggaran oleh Turki dan bersedia kembali membantu milisi Kurdi di Suriah.
Turki menganggap milisi Kurdi Suriah, yang merupakan komponen utama dalam SDF, sebagai organisasi teroris. Pada 9 Oktober lalu Erdogan memerintahkan operasi militer besar-besaran untuk menyingkirkan milisi Kurdi dari sekitar perbatasan Turki.
BACA JUGA: Pernyataan Keras Presiden Iran soal Invasi Turki ke Suriah
Kementerian Pertahanan Turki tidak membantah atau membenarkan tudingan SDF tersebut. Namun, mereka membenarkan adanya sejumlah tentara yang terluka karena bentrokan dengan milisi Kurdi di Ras al Ain, tidak jauh dari lokasi tiga desa yang dilaporkan SDF. (reuters/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil