jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung upaya perbaikan mutu lulusan perguruan tinggi bertaraf internasional.
Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Nizam, untuk mendapatkan lulusan teknik bertaraf internasional, maka harus diakreditasi oleh lembaga akreditasi, salah satunya Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).
BACA JUGA: Kemendikbudristek & LPDP Mengucurkan Dana Abadi Perguruan Tinggi, Fokus ke PTNBH
Lembaga akreditasi mandiri tersebut, kata Nizam, sudah diterima sebagai Signatory Washington Accord. Artinya, prodi-prodi yang sudah diakreditasi IABEE, mutu lulusannya diakui dunia internasional.
"Pembentukan IABEE ditujukan untuk membantu penyusunan kriteria akreditasi pendidikan keteknikan berbasis internasional Outcome Based Education (OBE)," kata Nizam di Jakarta, Rabu (13/7).
BACA JUGA: Seruan Nadiem Makarim untuk Seluruh Perguruan Tinggi & Para Praktisi, Lugas!
Nizam juga berharap IABEE bisa menjadi penguat atas program-program Kampus Merdeka dan bisa membangun insinyur Indonesia yang bukan hanya siap bekerja di belakang meja, tetapi siap mewujudkan ide, kreativitas, inovasinya menjadi karya nyata untuk bangsa dan negara.
“Dengan kolaborasi yang kuat antara Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dikti, dan para stakeholder industri, diharapkan semua mudah diwujudkan,” ujarnya.
BACA JUGA: Demi Wujudkan Pangan Aman, BPOM Gandeng 13 Perguruan Tinggi
Peningkatan kualitas pendidikan keteknikan di Indonesia, Ditjen Diktiristek juga melibatkan PII dan IABEE dalam menyiapkan SDM unggul bagi lulusan yang berasal dari program studi keteknikan. Terobosan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan keteknikan di Indonesia dibuktikan dengan masuknya IABEE dalam Washington Accord yang menjadi lembaga akreditasi International Professional Engineer Agreement, yaitu kompetensi atau mobility agreement untuk profesional engineer.
“Sebagai organisasi profesi, PII merasa terbantu dengan banyaknya lulusan dari perguruan tinggi yang terakreditasi berstandar internasional,” ungkap perwakilan PII, Danis Hidayat.
Pada kesempatan sama, Ketua Komite Eksekutif IABEE, Muhammad Romli mengungkapkan, sampai saat ini sudah 19 perguruan tinggi dengan 69 prodi keteknikan yang diakreditasi IABEE.
Adapun ke-19 perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Universitas Trisakti, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor.
Kemudian Universitas Andalas, Universitas Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Selanjutnya Bina Nusantara, Universitas Tarumanagara, Universitas Hasanuddin, Universitas Telkom, Universitas Mercu Buana, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya.
Romli optimistis, IABEE bisa menjadi langkah awal sebagai wujud dukungan pengembangan lingkup akreditasi program studi keteknikan.
“Mutu pendidikan yang baik dan diakui secara internasional diharapkan akan melahirkan insinyur-insinyur Indonesia unggul dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan industri di dalam negeri, sekaligus berkiprah di panggung dunia,” pungkas Romli. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad