Ini 3 Hal Penting yang Harus Dicek Pemerintah Saat Beli Alutsista

Senin, 15 Januari 2024 – 04:20 WIB
Parade alutsista TNI. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) tidak diukur dari umur.

Menurut dia, ada tiga hal terpenting selain umur yang menjadi rujukan dan perlu dipastikan ketika pemerintah membeli alutsista.

BACA JUGA: Bos Defend ID Luruskan soal Umur Alutsista

"Kalau kami dari perusahaan teknologi, umur alutsista bukan suatu yang penting," ucap Bobby dalam keterangan, Minggu (14/1).

Tiga hal tersebut, yang pertama ialah operating readiness alutsista, yakni apakah alat masih layak dioperasikan atau tidak. Kedua, adalah combat readiness atau ukuran layak tempur.

BACA JUGA: Jusuf Kalla: Pembelian Pesawat Bekas yang Disoal Karena Mahal

"Ketiga adalah safety dan worthiness levelnya. Keselamatan dari kru di dalamnya levelnya sampai mana," kata dia.

Lebih lanjut, Bobby menerangkan bahwa struktur alutsista dibagi menjadi beberapa bagian seperti platform, mesin (engine), mekanikal, struktur dan sistem. Sistem di alutsista mencakup navigasi, pengawasan (surveillance), dan sistem tempur.

BACA JUGA: Menang Total di Debat Cawapres, Gibran Kuasai Media Sosial

"Kalau kita lihat platform, engine, mechanical, dan platform itu didesain umurnya panjang-panjang. Kapal induk itu didesain hampir 100 tahun. Yang berubah cepat itu adalah sistemnya,” jelasnya.

Untuk komponen selain sistem, kata Bobby, biasanya selalu dicek dan dilakukan perbaikan berat atau overhaul secara berkala.

Namun, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah sistem alat perang seperti alutsista yang harus terus diperbaharui.

"Misalnya engine sekian tahun flying hours harus di overhaul atau diganti. Yang penting kita melakukan modernisasi atau upgarde dari sistemnya supaya alutsista tidak ketinggalan zaman," tambahnya.

Sebelumnya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat debat ketiga Pilpres 2024 menyinggung soal pembelian alutsista bekas.

Awalnya, Anies berbicara tentang utang luar negeri yang memerlukan skema kreatif.

Eks gubernur DKI itu lantas menyinggung ada utang negara yang tidak produktif. Salah satunya utang untuk membeli alutsista bekas.

"Jangan utang itu digunakan untuk kegiatan nonproduktif, misalnya utang dipakai membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan, itu bukan sesuatu yang tepat," ucap Anies. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Karyoto: Firli Bahuri Bisa Dijemput Paksa


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler