Ini 3 Strategi BRI Pacu Inklusi Keuangan

Rabu, 08 Juni 2022 – 09:28 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyadari bahwa inklusi keuangan mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia. Foto dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyadari bahwa inklusi keuangan mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, BRI memiliki alasan kuat untuk merealisasikan visi menjadi “Champion of Financial Inclusion” pada 2025.

BACA JUGA: BRI Terus Berinovasi untuk Atasi Perubahan Iklim

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan inklusi keuangan yang banyak melibatkan kontribusi dari berbagai pelaku usaha disebut inclusivity.

Kondisi tersebut, kata dia, akan lebih baik dibandingkan dengan hanya berfokus pada pelaku usaha tertentu, misalnya pelaku usaha besar atau korporasi.

BACA JUGA: BRI Memperkuat Prinsip ESG lewat Sejumlah Aksi Ini

"Inclusivity yang memberikan kesempatan semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian itu jauh lebih baik. Maka penting untuk menggerakkan ataupun mencapai promoting prosperity itu melalui inclusivity, dengan melibatkan banyak pelaku usaha,” kata Sunarso di sela-sela acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, baru-baru ini.

Sunarso menerangkan visi BRI memang sejalan dengan pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

BACA JUGA: Ini 4 Strategi BRI untuk Capaian Positif 2022

Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,19 persen atau meningkat dari 67,8 persen pada 2016.

Menurutnya, dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan harus diiringi dengan peningkatan literasi keuangan.

Pasalnya, menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03 persen pada 2019, meningkat dari 29,7 persen pada 2016.

"Kami harus buat gerakan sistematis yang tersistem dalam organisasi, kemudian orang-orangnya kita berikan target bahwa kamu harus mendidik sekian orang dan lain-lain. Itu bagian daripada upaya kita meningkatkan financial literasi index,” ujarnya.

Sunarso membeberkan untuk mewujudkan hal tersebut setidaknya BRI memiliki 3 strategi utama.

Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 dari sekitar 530 ribu agen di seluruh Indonesia hingga kuartal I/2022.

Agen laku pandai tersebut merupakan hybrid channel dari BRI secara brancless banking.

Sebab, Agen BRILink merupakan jaringan konvensional yang dilengkapi dengan layanan digital. AgenBRILink menurutnya secara tidak langsung akan memberikan edukasi awal tentang kemudahan dan keamanan layanan transaksi keuangan digital kepada nasabah.

Kedua, BRI pun akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital.

Menurutnya, penyuluh digital tersebut adalah salah satu ujung tombak keberhasilan digitalisasi BRI. Dengan demikian akan terjadi akselerasi peningkatan literasi keuangan secara digital di kalangan nasabah.

Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.

BRImo adalah layanan mobile banking terlengkap dengan lebih dari 100 fitur yang siap melayani berbagai kebutuhan nasabah. Ada pula BRISPOT sebagai aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit konsumer yang selama ini meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Sunarso menyebut inclusivity dapat mendorong kondisi ekonomi yang lebih tangguh.

"Di masa mendatang tantangan ekonomi akan lebih besar," katanya.

Sunarso juga menjelaskan globalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia. Namun, saat ini terdapat pula kecenderungan terjadi fragmentasi dalam skala regional bahkan domestik. Hal itu diperkirakan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi global.

Adapun faktor utama yang mendorong terjadinya fragmentasi tersebut antara lain, pandemi Covid-19, juga konflik geopolitik yang menyebabkan trade dispute yang mengganggu global supply chain.

“Oleh karena itu, kontribusi aktif BRI dalam pencapaian inklusi keuangan di Indonesia akan semakin memastikan keberlanjutan bisnis ke depan. Sehingga BRI akan tetap memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh stakeholder-nya,” pungkas Sunarso.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler