jpnn.com - Penelitian dalam Journal of Human Lactation menemukan konsumsi kopi di kalangan balita mulai meningkat sejak usia mereka 1 tahun.
Lantas, apa saja dampak yang mungkin terjadi bila balita sering minum kopi?
BACA JUGA: Tren Minum Kopi Meningkat, Petani Justru Khawatir
Pengaruh kopi terhadap kesehatan balita
Kopi merupakan minuman kaya antioksidan dengan beragam manfaat. Minuman ini disebut-sebut dapat menambah energi, membantu membakar lemak, memberikan rasa bahagia, bahkan mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.
BACA JUGA: 2020, Bisnis Kedai Kopi Masih Menjanjikan
Akan tetapi, lain ceritanya bila Anda memberikan kopi pada balita yang masih tumbuh dan berkembang. Meski tidak berbahaya, kebiasaan minum kopi dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Menyebabkan kecanduan
BACA JUGA: 5.000 Balita di Kota Bogor Menderita Stunting
Kopi mengandung kafein, dan kafein adalah stimulan. Stimulan merupakan bahan atau senyawa yang mempercepat pengiriman sinyal antara otak dan tubuh. Ini sebabnya minum kopi dapat membuat Anda lebih waspada, aktif, percaya diri, dan berenergi.
Kafein juga bersifat adiktif atau dapat memicu kecanduan. Balita yang sering minum kopi berisiko mengalami kecanduan ketika usianya bertambah nanti. Gejala kecanduan kafein antara lain sakit kepala, lesu, cemas, mudah marah, serta sulit berkonsentrasi.
2. Membuat anak menjadi hiperaktif dan susah tidur
Kafein memang membuat tubuh Anda lebih aktif dan berenergi. Namun, jika dikonsumsi oleh balita, kafein dapat menyebabkan berbagai efek samping. Di antaranya perilaku hiperaktif, susah tidur, perubahan nafsu makan dan mood secara drastis, serta cemas.
Hal ini terjadi karena balita memiliki toleransi kafein yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Anda dapat mengonsumsi 200-300 miligram kafein per hari tanpa terkena efek samping, tapi balita biasanya hanya boleh mengonsumsi setengahnya.
3. Meningkatkan risiko obesitas
Kopi sebenarnya rendah kalori, tapi minuman ini kini sering dijual dengan tambahan sirup, krim, dan saus karamel. Ketiganya banyak mengandung gula dan kalori.
Jika balita sering minum kopi seperti ini, asupan gula dan kalorinya tentu sangat tinggi.
Asupan gula berlebih adalah salah satu faktor penyebab obesitas. Pada penelitian yang sama, balita berusia 2 tahun yang sering minum kopi berisiko 3 kali lipat lebih besar mengalami obesitas ketika memasuki TK.
4. Menyebabkan masalah gigi dan tulang
Kopi memiliki sifat asam, dan asam dapat mengikis lapisan email gigi sehingga gigi menjadi berlubang. Anak-anak khususnya, lebih rentan mengalami masalah gigi karena lapisan email pada gigi tetap mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk mengeras.
Balita yang sering minum kopi juga berisiko kehilangan kalsium. Pasalnya, kafein dalam jumlah tinggi dapat mengganggu penyerapan kalsium dan memicu pengeluaran kalsium dari tubuh. Apabila penyerapan kalsium terganggu, massa tulang dapat berkurang.
Kopi mungkin merupakan minuman biasa bagi orang dewasa, tapi tidak bagi balita. Meskipun minum kopi tidaklah berbahaya, kandungan kafein, gula, dan kalori di dalam minuman ini berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Anak-anak sebaiknya baru boleh meminum kopi setelah berusia 12 tahun. Itu pun dengan catatan kandungan kafeinnya tidak melebihi 100 miligram per hari.
Selama si kecil masih balita, berikan dia minuman yang tepat seperti ASI yang diberikan sampai usia dua tahun, susu UHT diberikan setelah usia satu tahun, hingga sari buah tanpa gula.(HelloSehat)
Redaktur & Reporter : Yessy