jpnn.com - Strok tak lagi identik sebagai penyakit lansia, tetapi juga banyak menyerang usia yang lebih muda.
Orang usia muda yang mengalami strok umumnya berhubungan dengan pola hidup sedenter.
BACA JUGA: 7 Manfaat Main Sepatu Roda untuk Kesehatan, Nomor 4 Diincar Para Pediet
Sedenter adalah pola hidup tidak sehat yang identik dengan mengonsumsi makan cepat saji, duduk seharian di depan komputer, dan tak aktif bergerak.
Pola hidup sedenter dapat menyebabkan gangguan metabolik seperti diabetes dan gangguan kolesterol.
BACA JUGA: Benarkah Kafein pada Kopi Bisa Mencegah Kanker Kulit?
Selain pola hidup sedenter, berikut beberapa faktor penyebab strok di usia muda.
1. Mengidap Diabetes
BACA JUGA: 4 Cara Mencegah Kanker Kulit
Diabetes merupakan salah satu faktor risiko stroke yang sering dijumpai baik orang usia tua dan muda. Keadaan gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan di pembuluh darah.
Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kecil dan kaku.
Hal tersebut bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang umum ditemui pada penderita diabetes. Selain gangguan di pembuluh darah otak, penderita diabetes juga bisa mengalami gangguan jantung dan ginjal.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang juga banyak ditemui pada penderita stroke.
Jangan anggap hipertensi sebagai penyakit usia tua, karena kondisi ini juga sering dijumpai oleh orang usia muda. Hipertensi usia muda merupakan faktor risiko terjadinya stroke.
3. Kebiasaan Merokok
Merokok sudah terbukti berdampak buruk bagi kesehatan. Selain kanker, dampak merokok juga berhubungan erat dengan gangguan pembuluh darah.
Berdasarkan beberapa penelitian, merokok meningkatkan risiko terjadinya strok. Hati-hati, merokok bisa menjadi salah satu penyebab strok di usia muda.
4. Stres
Penuh kompetisi, tekanan, hubungan yang tidak baik, atau memikirkan kehidupan yang masih stagnan, bisa membuat orang usia muda jadi stres berat.
Menurut studi 2017 yang dipublikasikan oleh The Lancet, semakin tinggi tingkat stres, semakin berisiko pula Anda untuk terkena stroke dan penyakit jantung.
Kondisi tersebut berhubungan dengan amigdala yang bekerja mengatur stres. Amigdala merupakan sekelompok saraf yang mengatur rasa takut, emosi, cemas, stres, dan kesenangan.
Ketika amigdala fokus menangani stres, sumsum tulang belakang menjadi lebih aktif dan bisa menyebabkan peradangan di arteri.
Kemungkinan, hal tersebut membuat kejadian stroke dan penyakit jantung ikut meningkat.
5. Kurang Asupan Serat
Serat tak melulu berhubungan dengan kesehatan sistem pencernaan. Kekurangan serat bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kolesterol tinggi.
Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, kondisi kolesterol tinggi akibat kekurangan serat bisa berakhir pada strok.
6. Berat Badan Berlebih
Penyebab strok di usia muda yang lain adalah kelebihan berat badan. Berat badan berlebih membuat tekanan darah dan kadar kolesterol seseorang cenderung tinggi.
Berbagai gangguan metabolik ini dapat menyebabkan penyakit jantung atau strok.
7. Kelainan Irama Jantung
Kondisi kelainan irama jantung, misalnya kondisi atrial fibrilasi, bisa meningkatkan risiko orang usia muda untuk mengalami strok.
Kondisi tersebut diakibatkan oleh gangguan mikro pada struktur jantung.
Kelainan irama jantung bisa terjadi apabila Anda pernah mengalami serangan jantung.
Salah satu gejala kondisi ini adalah jantung berdebar-debar.
Anda juga perlu tahu, ketika aliran listrik jantung berjalan tidak normal, akan timbul kontraksi-relaksasi jantung yang tidak selaras.
Dampaknya, timbul bekuan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
8. Kelainan Struktur Jantung
Kelainan katup jantung akibat katup yang tidak rapat atau menyempit bisa menyebabkan sebagian ruang jantung menjadi membengkak.
Kebocoran di dinding sekat ruang jantung pun bisa menyebabkan sebagian ruang jantung membesar.
Hal tersebut berisiko memicu kondisi atrial fibrilasi. Selain itu, ruang jantung yang mengalami pembengkakan bisa mengakibatkan kemampuan kontraksi jantung menurun.(klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak Saran Psikolog Gracia dalam Memilih Calon Suami
Redaktur & Reporter : Yessy