Ini Acuan Meningkatkan Desa Mandiri

Selasa, 20 Oktober 2015 – 09:40 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Marwan Ja'far. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) meluncurkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang diyakini dapat menjadi rujukan untuk pengentasan desa tertinggal dan meningkatkan jumlah desa mandiri di seluruh Indonesia.

“IDM ini lebih komperhensif dibanding Indeks Pembangunan Desa, karena mengedepankan pendekatan yang bertumpu kepada kekuatan sosial, ekonomi dan ekologi, tanpa melupakan kekuatan politik, budaya, sejarah, dan kearifan lokal,” ujar Menteri DPDTT Marwan Jaf’ar, Senin (19/10).

BACA JUGA: Membangun Desa Lebih Mudah Dengan Cara Ini

Menurut Marwan, apabila indeks ini dipergunakan dengan baik oleh pemerintah sebagai acuan dalam melakukan afirmasi, integrasi dan sinergi pembangunan, maka kondisi masyarakat desa yang sejahtera, adil, dan mandiri seperti yang dicita-citakan, tidak mustahil untuk diwujudkan.

Marwan menjelaskan pemberdayaan masyarakat merupakan tumpuan utama titik tolak strategis menuju terciptanya partisipasi yang berkualitas. Demikian juga dengan peningkatan pengetahuan dan peningkatan keterampilan.

BACA JUGA: Pemerintah Jangan Tempatkan Dewan Pengupahan pada Posisi Sulit

“Jadi, masyarakat berdaya merupakan modalitas penting dalam menyantuni spirit UU Desa yang telah menempatkan desa sebagai subjek pembangunan. Dengan menjadi subjek pembangunan, desa akan menjadi entitas yang berpotensi mendekatkan peran negara dalam membanguyn kesejahteraan, kemakmuran dan kedaulatan bangsa baik di mata warga negaranya sendiri maupun di mata internasional,” ujarnya.

Marwan mengungkapkan kemiskinan menjadi penyebab utama perpindahan penduduk dari desa ke kota. Setidaknya data memerlihatkan, pada tahun 1980-an, 78 persen penduduk Indonesia ada di pedesaan. Namun saat ini jumlah penduduk kota dan desa hampir berimbang.

BACA JUGA: Kebijakan OJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Penduduk kota telah mencapai 49,8 persen, sementara persentase penduduk desa justru mengalami penurunan menjadi hanya 50,2 persen dibanding pada 35 tahun yang lalu.

“Jika tren urbanisasi ini dibiarkan, maka diperkirakan tahun 2025 nanti sekitar 65 persen penduduk Indonesia akan berada di kota,” ujarnya.

Ketimpangan antara penduduk di desa dan kota, menurut Marwan, bisa dilihat dari Indeks kedalaman kemiskinan di desa dan kota. Pada tahun 2014 persentase penduduk desa yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 13,8 persen. Sedangkan penduduk kota berjumlah lebih kecil yaitu 8,2 persen.

“Jika ditelisik lebih jauh diketahui bahwa tingkat kemiskinan di desa jauh lebih dalam dan lebih parah dibanding di kota. Hal itu dibuktikan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan di kota 1,25 sementara di desa jauh lebih besar yaitu mencapai 2,24,” kata Marwan.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Horeee Rupiah Menguat, Jadi Segini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler