Ini Alasan Islah Golkar Berpeluang Besar Terwujud

Kamis, 08 Januari 2015 – 18:53 WIB
Ray Rangkuti. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, meyakini islah di tubuh Partai Golkar kemungkinan besar dapat terwujud.

Keyakinan didasari sejumlah alasan. Antara lain, partai berlambang pohon beringin ini telah menyapu banyak jabatan di Koalisi Merah Putih (KMP).

BACA JUGA: PDIP Dituntut Lebih Berani Melakukan Kaderisasi

"Ini lebih dari cukup untuk menyatakan bulan madu dengan KMP berakhir, tentu yang terkait dengan bagi-bagi kekuasaan," katanya, Kamis (8/1).

Alasan lain, Aburizal Bakrie menurut Ray, tentu tidak siap disebut sebagai tokoh yang membuat Golkar pecah.

BACA JUGA: Jokowi Ingatkan Jonan Awasi Asuransi Korban AirAsia

"Golkar memang melahirkan banyak partai dan itu terjadi sebelumnya. Tapi perpecahan kepengurusan dalam waktu yang cukup lama dan melibatkan berbagai pihak, baru terjadi di era ARB. Bagaimanapun ARB tetap ingin dikenang sebagai tokoh pemersatu Golkar," katanya.

Ray melihat secara pribadi posisi ARB saat Ini, juga memerlihatkan kecenderungan makin tak kuat. Khususnya setelah pemerintah melakukan penalangan kompensasi Lapindo bernilai Rp 780 miliar.

BACA JUGA: Politikus Golkar Ingatkan Jokowi Jangan Mengacak-acak Media

Ada ketergantungan personal ARB dengan pemerintah berkaitan dengan dana yang dimaksud.

"Jadi dambaan akan adanya oposisi keras PG ke pemerintah akan terhalang oleh perjanjian penalangan yang dimaksud," katanya.

Menurut Ray, islah juga memungkinkan tercapai, karena meski negosiasi di antara dua kubu di PG saat ini terlihat cukup alot, namun hal tersebut hanya tampakan untuk memetakan tujuan-tujuan yang lebih bersifat personal.

"Titik temunya sudah dicapai, tinggal bagaimana elemen-elemen tehnisnya. Dalam hal ini tentu saja ada kemungkinan satu atau dua orang yang terpinggirkan. Tetapi ini tidak terlalu menghalangi ke duanya untuk mencapai titik temu," katanya.

Hal ini kata Ray, diperkuat oleh pertemuan Akbar Tanjung dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Artinya, posisi saat ini baik di dalam maupun di luar pemerintah, bukanlah bahan negosiasi yang penting bagi ke dua kubu di dalam PG.

Meskipun, tentu bagi kubu Agung Laksono, mendukung pemerintah ada kemungkinan  mengincar posisi-posisi strategis.

"Di tahap itu kemungkinan ada pergantian kabinet. Dengan begitu beberapa orang dari kubu AL dapat didorong masuk dalam kabinet baru Jokowi nantinya," kata Ray.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nur Alam: 3 Kali Jadi Ketua DPW, Baru PAN Menang di Sultra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler