Ini Beda Migrain dengan Sakit Kepala Klaster

Sabtu, 07 Maret 2015 – 10:08 WIB

jpnn.com - ANDA mungkin pernah mengalami sakit kepala, baik yang ringan sampai nyeri yang luar biasa. Tapi tahukah Anda kalau sakit kepala sendiri memiliki beragam jenis? Tentu saja cara menghadapinya pun berbeda. Jangan sampai Anda salah mengenali sehingga sakit bertambah parah.

"Tanpa diagnosis yang benar, sulit untuk meyembuhkan sakit kepala Anda," kata associate director dari Headache Clinic Berlian di Chicago, Merle L. Diamond, MD, seperti dilansir laman Yahoo Health, Kamis (5/3).

BACA JUGA: Anak Dipaksa Ikut Beragam Kursus, Salahkah?

1. Tanda dan gejala

Sebagai permulaan, sakit kepala migrain dan klaster bertindak secara berbeda. Orang dengan migrain mungkin mengalami mual, kepekaan terhadap cahaya dan muntah, sedangkan orang-orang dengan sakit kepala klaster umumnya merasakan pada sakit pada satu sisi kepala, mata berair dan hidung meler.

BACA JUGA: Ini Dia Manfaat Minyak Zaitun Bagi Kesehatan

Beberapa orang yang mengalami migrain dapat memprediksi sakit kepala ini adanya gejala gangguan penglihatan terlebih dahulu. Sebaliknya, sakit kepala klaster datang tiba-tiba, hampir selalu di satu sisi dan disertai dengan pilek. Meskipun migrain bisa bertahan 2 hingga 72 jam, sakit kepala klaster datang dan hilang secara tiba-tiba.

Perempuan cenderung menderita migrain lebih sering daripada pria dan laki-laki lebih sering menderita sakit kepala klaster daripada wanita.

BACA JUGA: Diyakini jadi Penangkal Longsor, Batu Akik Ini Dibanderol 15 Miliar

2. Penyebab migrain vs klaster

Hormon tampaknya memainkan peran dalam menyebabkan migrain tetapi sedikit yang diketahui tentang apa yang menyebabkan sakit kepala klaster.

Alkohol dapat memicu kedua jenis sakit kepala. Migrain juga dapat dipicu oleh fluktuasi hormonal (seperti apa yang terjadi dengan menstruasi) dan relaksasi setelah stres, mereka yang mengalami sakit kepala klaster sering gelisah dan tidak bisa duduk diam.

3. Pilihan pengobatan

Mengobati kedua jenis sakit kepala bisa berupa terapi pencegahan dan obat-obatan.

Obat migrain biasanya berupa pil triptans dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID). Untuk sakit kepala klaster, perawatan standar termasuk suntik triptans dan oksigen aliran tinggi

Pengobatan cepat disarankan untuk sakit kepala cluster. Injeksi atau semprotan hidung bekerja lebih cepat daripada pil, tapi pengobatan tercepat untuk sakit kepala klaster adalah berupa aliran oksigen tinggi melalui masker selama sekitar 10 menit.

Selain itu, obat pencegahan harus dikonsumsi setiap hari untuk mencegah migrain. Ini termasuk beta blockers (propranolol atau timolol), obat anti-kejang (topirmate) dan beberapa jenis anti depresan. Pencegahan sakit kepala klaster dapat mencakup dosis harian verapamil (kalsium channel blocker) dengan atau steroid.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mengatasi Susah Tidur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler