jpnn.com - JAKARTA - Sejak Indonesia merdeka, Kabupaten Krayan, Kalimantan Utara baru mendapatkan bahan bakar. Pekan lalu, PT Pertamina mendistribusikan bahan bakar minyak ke wilayah itu.
Selama ini, pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) ke kawasan pelosok masih menjadi tugas berat PT Pertamina. Perseroan pelat merah itu diadang sulitnya medan.
BACA JUGA: 5 Bulan Pertama 2016, Pasar Otomotif Turun Tipis
Nah, kesuksesan itu didapatkan Pertamina setelah mendistribusikan BBM melalui udara. Perseroan mengubah peruntukan pesawat yang biasa digunakan untuk pemadam kebakaran menjadi pembawa BBM.
Cara serupa akan diadopsi untuk mendistribusikan BBM ke Papua. ’’Yang terpenting, bisa melayani warga,’’ ujar Menteri ESDM Sudirman Said seperti dilansir Jawa Pos, Senin (20/6).
BACA JUGA: Ini Dia Saham Unggulan Jelang Lebaran
Menurut dia, memberikan kemudahan bagi masyarakat sudah menjadi kewajiban negara. Karena itu, pola yang sama akan digunakan untuk daerah terisolasi yang BBM-nya masih mahal.
Sebab, meski BBM diterbangkan ke daerah tertentu, harganya nanti sama. Misalnya, solar Rp 5.150 dan premium Rp 6.450 per liter. ’’Di Papua, ada tantangan tersendiri. Medan yang berat membuat transportasi BBM jadi sangat mahal,’’ katanya.
BACA JUGA: Investor Asia Jajaki Kans Bangun Cold Storage di Indonesia
Segala moda seperti air, darat, dan udara digunakan Pertamina. Itu membuat ongkos angkutan BBM menjadi sangat mahal. Di Kabupaten Pegunungan Bintang dan Puncak Jaya, misalnya, ongkosnya mencapai Rp 29 ribu per liter.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan, setiap tahun perseroan mengeluarkan Rp 400 miliar untuk distribusi BBM ke Papua.
Namun, kewajiban menyediakan BBM membuat Pertamina tetap memberikan pasokan meski ongkosnya mahal. Anggaran sebesar itu keluar dari kantong perusahaan. (dim/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PERHATIAN! Tukar Uang Maksimal Rp 3,7 Juta
Redaktur : Tim Redaksi