Ini Deretan Fakta Terkait Kerangka Manusia di Serang Banten

Minggu, 07 November 2021 – 02:25 WIB
Ilustrasi mayat pria yang sudah menjadi kerangka. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com, SERANG - Misteri terkait kerangka manusia di Kampung Ciburuy, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten pada Senin (1/11) lalu terungkap.

Menurut Kasi Humas Polres Serang Iptu Dedi Djumhaedi, kerangka manusia itu ialah Murtado (34) warga Kampung Pasir Ginting, RT 03, RW 02, Desa Sukajaya, Kecamatan Koroncong, Pandeglang.

BACA JUGA: Identitas Kerangka Manusia Terungkap, Ternyata

“Identitas korban sudah teridentifikasi," kata Iptu Dedi Djumhaedi dikonfirmasi Radar Banten, Rabu (3/11).

Berikut deretan fakta terkait kematian Murtado:

BACA JUGA: Chandra Sebut Ancaman Hukuman Pidana Bagi Sopir Vanessa Angel

1. Dikenali dari Pakaian dan Gigi

Menurut Iptu Dedi, korban teridentifikasinya dari keterangan anggota keluarganya yang datang ke RSUD dr Dradjat Prawiranegara, Kabupaten Serang, Selasa (2/11).

Keluarga mengenali korban dari pakaian dan bentuk gigi.

BACA JUGA: Oknum Dosen UNRI Disebut Melecehkan Mahasiswi, Prof Sujianto Bertindak

Sebelum ditemukan tewas, korban dilaporkan hilang pada 11 September 2021.

“Keluarganya mengenali dari bentuk gigi dan pakaian yang biasa digunakan korban,” ujar Dedi.

2. Punya Riwayat Penyakit

Polisi memperoleh keterangan dari keluarga yang menyatakan korban memiliki riwayat penyakit kejang dan juga sering pelupa.

Menurut keluarga, Murtado sebelumnya juga pernah hilang lantaran tidak ingat di mana rumahnya.

BACA JUGA: Ribuan Massa LDII Menggeruduk Kantor MUI Solo, Polisi dan TNI Turun Tangan

"Dia (Murtado, red) pernah hilang karena pelupanya itu," ucap Dedi.

3. Bukan Korban Mutilasi

Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga menyatakan meski ditemukan dalam posisi terpisah, Murtado bukan korban mutilasi.

BACA JUGA: Jenderal Andika Didampingi 4 Pati, dari Letjen Benny hingga Mayjen Hendrasto

"Hasil pemeriksaan dari dokter forensik RSUD Drajat Prawiranegara mengatakan mayat tersebut bukan korban mutilasi," ungkap alumnus Akpol 1999 itu.

Pernyataan itu diperkuat oleh keterangan dokter forensik yang memeriksa kerangka korban dan tidak menemukan tanda bekas kekerasan.

"Tidak ditemukan kerusakan akibat benda apa pun terhadap persendian tulang,” ujar Shinto.

Terkait kondisi mayat yang terlihat patah pada bagian lengan dan kaki saat ditemukan, kata Shinto, itu disebabkan oleh faktor pembusukan.

Pembusukan itu lebih cepat terjadi lantaran mayat korban berada di ruangan terbuka yang terpapar cuaca panas, hujan dan angin.

"Berbeda kalau mayat tersebut di dalam ruangan atau dikubur," tandas AKBP Shinto. (fahmi sa’i/radarbanten)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler