jpnn.com - BATUAJI - Peter Tonsen Barahama, kapten tugboat Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina merupakan sosok pemuda yang baik dan penurut di mata keluarga besarnya.
Pria kelahiran tahun 1985 itu, tergolong pemuda yang ulet dan tekun. Sejak tamat kuliah tahun 2010 silam, Peter langsung terjun ke dunia kerja. "Hanya beberapa bulan dia nganggur," ujar Hendrik adik sepupu Peter seperti dikutip dari batampos.co.id (Jawa pos Group), Rabu.
BACA JUGA: MPR Hasil Pemilu 2019 Bakal Jadi Lembaga Tertinggi Negara
Saat awal menyelesaikan pendidikannya, Peter memang sempat tinggal di Batam untuk mencari kerja. "Makanya KTP-nya memang KTP Batam," ujar Hendrik lagi.
Di Batam Peter sempat bekerja di sejumlah perusahaan pelayaran sebelum bekerja di PT Patria Maritime Lines tempat kerjanya saat ini.
BACA JUGA: Kapten Kapal Sempat Kirim Kabar ke Keluarga, Begini Pesannya...
"Untuk urusan berlayar sudah cukup lumayan pengalamannya. Dia dipercaya sebagai kapten bukan kali ini saja. Sebelumnya dia sudah bolak balik bawa kapal," kata Hendrik.
Meskipun tergolong mapan di usianya, namun Peter diakui Hendrik bukan tipe pemuda yang sombong. Dia tetap rendah hati dan perhatian terhadap keluarga. "Anaknya memang baik. Makanya belum beristri karena masih mikir dengan keluarganya yang lain," kata Hendrik.
BACA JUGA: DPR Inginkan Perpustakaan, Ini Saran Aburizal
Meskipun sudah memiliki kekasih hati, namun Peter belum menikah. Itu karena bungsu dari tiga bersaudara itu masih ingin membahagiakan kedua orangtua dan keluarga besarnya.
"Kami bangga sama dia. Dia anak yang penurut. Kami sangat berharap agar pemerintah bisa mengatasi masalah ini secepatnya. Takut terjadi kenapa-kenapa dengan Peter dan teman-temanya," tutur Hendrik.(eja/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicegah ke Luar Negeri, Aseng Masih Diperiksa
Redaktur : Tim Redaksi