Ini Hasil Kunjungan Jokowi selama Sepekan di Luar Negeri

Minggu, 29 Maret 2015 – 21:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh lagi sekadar menjadi negara pengekspor bahan mentah. Karenanya, ke depan pemerintah akan menitikberatkan kebijakan di sektor industri pada ekspor barang jadi.

"Sudah lama kita hanya ekspor bahan mentah. Minyak bumi, kayu juga kita ekspor gelondongannya. Ini adalah sebuah kekeliruan yang ingin kita rubah. Oleh sebab itu kunjungan kita ke Tiongkok dan Jepang arahnya ke sana, kita ingin investasi itu nantinya berorientasi ke ekspor," kata Jokowi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (29/3).

BACA JUGA: Protes Kebijakan Susi, Nelayan Mengadu ke Fraksi PKB

Jokowi menyampaikan hal itu setibanya dari rangkaian kunjungan kenegaraan selama sepekan ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Malaysia dan Singapura. Jokowi di setiap negara yang ia kunjungi selalu menyempatkan bertemu dengan para pengusaha setempat.

Presiden yang berlatar belakang pengusaha mebel ekspor itu mengklaim berhasil mencapai kesepakatan yang berpotensi meningkatkan ekspor barang jadi Indonesia. Salah satunya dengan raksasa produsen mobil Jepang, Toyota.

BACA JUGA: Bamsoet: Keberpihakan Laoly tak Boleh Ditoleransi

"Dulu kita hanya dijadikan pasar (industri otomotif Jepang). Jadi saya sampaikan kemarin ke Perdana Menteri Jepang dan industri otomitif di sana bahwa kita ingin industri otomotif di indonesia itu orientasinya ke pasar luar negeri dan disanggupi. Misalnya salah satunya seperti Toyota menyanggupi akan melipatkan eskpornya tiga kali lipat dalam waktu lima tahun," papar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Sementara di RRT, Jokowi mencapai kesepakatan awal investasi untuk sektor infrastruktur. Di antaranya terkait pembangunan pembangkit energi dan kereta api cepat.

BACA JUGA: Ini Tanggapan JK soal Angket DPR

"Saya minta hal yang kongkret dan nyata, bukan MoU (nota kesepakaham, red). Itu yg saya sampaikan. Kemudian kami juga sepakati target perdagangan bilateral senilai 150 miliar USD per tahun, targetnya tahun 2020 mesti tercapai" pungkasnya.(dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Pemerintah Sigap Antisipasi Dampak Sosial Kenaikan BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler