Ini Hasil Riset Pakar Gizi soal Hubungan Kualitas Air Minum & Stunted, Ternyata

Rabu, 19 Juli 2023 – 12:39 WIB
Pakar Gizi Universitas Binawan Dr. Ratnayani, SP, M.Biomed di acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Award (ISFANEA) 2023 besutan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia. Foto dok. Pergizi Pangan Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Gizi Universitas Binawan Dr. Ratnayani memaparkan hasil dari studi komparatif cross-sectional yang menganalisis hubungan antara mikrobiota dalam usus dengan kondisi stunted atau kerdil pada anak yang tinggal di area kumuh Jakarta.

Dia juga mengungkap faktor-faktor yang memengaruhi, termasuk WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene).

BACA JUGA: BKSAP Minta Pemerintah Bantu Madura Mengentaskan Kemiskinan dan Gizi Buruk

Salah satu aspek yang juga difokuskan pada studi ini adalah sumber air yang dikonsumsi anak-anak tersebut.

“Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini dipengaruhi banyak faktor termasuk sumber air yang dikonsumsi," ujar Dr. Ratnayan.

BACA JUGA: Sopir Truk Ini Ceroboh di Pelintasan Kereta Api, Begini Akibatnya

Hal itu disampaikan dalam paparannya di acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Award (ISFANEA) 2023 besutan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) di Institut Pertanian Bogor Convention Center dikutip Rabu (19/7).

Ratnayani menjelaskan studi ini dilakukan di salah satu kelurahan wilayah Jakarta Utara sejak November 2021 hingga Juni 2022. Sampelnya anak berusia 2 sampai 5 tahun (pengidap stunted dan bukan pengidap stunted atau kerdil) dan tidak mengonsumsi antibiotik setidaknya satu bulan sebelum studi dilaksanakan.

BACA JUGA: Pencabulan Santriwati di Jember, Kiai FM Dituntut Hukuman Penjara Sebegini

Analisis studi mikrobiota pada usus dilaksanakan pada Human Cancer Research Center-Indonesia Medical Education and Research Institute (HCRC-IMERI) dan PT. Genetica Science.

Dia mengemukakan hubungan antara kualitas sumber air minum yang dikonsumsi anak-anak dalam sampel yang ditentukan dengan komposisi mikrobiota usus mereka, yang memengaruhi risiko mereka mengalami stunted atau tidak.

Ketika diteliti lebih dalam, kualitas sumber air minum berkaitan dengan lingkungan hidup anak.

Pada penelitian ini, ujarnya, anak yang tinggal di area kumuh cenderung mencukupi kebutuhan air minum hariannya dengan mengonsumsi air yang berasal dari sumber yang seringkali kurang terjaga kualitas dan kebersihannya, misalnya dari air isi ulang.

"Air isi ulang umumnya berpotensi mengandung lebih banyak bakteri yang mampu membawa penyakit seperti E.Coli yang dapat berimplikasi pada meningkatnya risiko terjadinya stunted pada anak," terangnya.

Sebaliknya, tambah Dr. Ratnayani, anak yang mencukupi kebutuhan air minum hariannya menggunakan sumber lebih berkualitas, misalnya air galon pabrikan dan bermerek.

Secara umum memiliki kelimpahan bakteri baik di dalam tubuh, seperti Bifidobacterium, Blautia dan Lactobacillus, yang dapat meminimalisir kemungkinan risiko stunted. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Gizi   pakar gizi   stunted   anak   kerdil   Riset   kualitas air minum  

Terpopuler