Ini Kabar Terbaru Para Imigran Ganteng Pemuas Nafsu Wanita Tajir

Kamis, 29 September 2016 – 03:48 WIB
Sembilan imigran yang terlibat prostitusi akhirnya dipindah ke rudemin Tanjungpinang lantaran sering berulah. Foto: batampos/jpg

jpnn.com - NONGSA - Sembilan imigran asal Afghanistan dan Pakistan yang terlibat jaringan prostitusi atau jadi gigolo di Batam, Kepri akhirnya dikirim ke rumah detensi imigrasi (rudenim) Tanjungpinang, Rabu (28/9) lalu.

Pemindahan ini disebabkan beberapa WNA tersebut sering berbuat ulah. 

BACA JUGA: Beri Bantuan ke Pesantren, BNPT Dipuji Gubernur Sulsel

"Salah satunya, mencoba mengelabui petugas dengan pura-pura bunuh diri," kata Kepala kantor Imigrasi Batam, Agus Widjaja seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini (29/9). 

Agus menuturkan mereka berusaha mencari perhatian dan sensasi.

BACA JUGA: BNPB: Banyak Wisatawan tak mau Turun Gunung Rinjani, bahkan Bersembunyi

Karena tak ingin kecolongan dan terjadi hal yang tak diinginkan, Agus memutuskan memindahkannya.

"Kalau di sini, penjaganya kurang. Dan fasilitasnya kurang memadai. Makanya kami pindahkan agar lebih gampang dikontrol," ungkapnya. 

BACA JUGA: Istri Video Call Dengan Suami, Masukin Terong ke Anunya

Agus berharap dapat memberikan efek jera. Sehingga membuat para imigran lainnya, tak lagi berbuat makar di Batam. 

Di rudenim, sembilan orang tersebut dipisah dengan penghuni lainnya.

Sebab Agus tak ingin mereka memengaruhi penghuni rudenim lainnya. "Mereka akan kami isolasi dulu," ujarnya.

Saat ini masih ada satu orang WNA, bernama Justin alias Milad menetap di Batam. Sebab Justin ditengarai memiliki peran sentral dalam prostitusi online ini.

"Dia tokoh utamanya, jadi pihak Polresta masih membutuhkan keterangan dari dia (Justin,red)," ucapnya. 

Salah satu imigran yang dibawa ke Rudenim Tanjungpinang, Mohsin Ali, menyangkal telah berbuat salah selama ini.

Mohsin juga membantah tuduhan bahwa dirinya gigolo. 

"Saya atlet karate, dan tak akan pernah menjadi seorang gigolo. Saya tak tahu apa-apa. Sebab tiba-tiba saja mereka sudah menangkap saya dan menuduh berbuat kriminal," ucapnya dalam bahasa Inggris dari dalam bus detensi di Kantor Imigrasi Batam. 

Mereka dikawal 21 petugas imigrasi menggunakan dua bus imigrasi. "Menggunakan (kapal) roro, kami kawal dengan ketat," tukas Agus.(ska/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem Pengairan Hippa Tirta Berhasil Buat Petani Panen Berlimpah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler