jpnn.com, JAKARTA - Banyak kalangan yang tak menyangka seniman multitalenta asal Yogyakarta Djaduk Ferianto meninggal dunia secepat itu.
Pasalnya, sebelum meninggal, Djaduk sedang sibuk menyiapkan konser musik jazz "Ngayogjazz".
BACA JUGA: Ribuan Orang Menghantar Kepergian Djaduk Ferianto, Seniman yang Suka Bercanda
"Keinginan besar saya kurang tahu, tapi rencananya ada "Ngayogjazz" pada 16 November nanti, dan tahun depan berencana ke Afrika sama Pak Butet," ujar Suci Senanti, keponakan Djaduk Ferianto.
Djaduk mengembuskan napas terakhir karena mengalami serangan jantung pada Rabu (13/11) pukul 02.30 WIB.
BACA JUGA: Kenangan Butet Kartaredjasa tentang Sang Adik Djaduk Ferianto
Pemimpin grup musik Keroncong Sinten Remen itu berpulang di tengah kesibukannya menyiapkan acara "Ngayogjazz".
Djaduk Ferianto meninggal dunia karena terkena serangan jantung, apalagi sehari sebelum meninggal atau Selasa (12/11) malam Djaduk sempat berkumpul bersama rekan-rekan Ngayogjazz, sehingga diduga almarhum mengalami kelelahan.
BACA JUGA: Djaduk Ferianto Meninggal, Tompi Kenang saat Ngopi di Belakang Panggung
"Serangan jantung, gejalanya adalah tanda-tanda serangan jantung. Ada riwayat memang, kalau yang akhir-akhir ini rutin untuk cek itu diabetesnya sama asam lambung, memang ada riwayat asam lambung juga Pak Djaduk," kata Suci,
"Yang jelas untuk diabetes sudah cukup lama, sudah perawatan layaknya pasien diabetes, jadi memang dugaan (meninggal) karena kecapean sama mungkin serangan jantung itu," sambungnya menyampaikan kondisi Djaduk Ferianto semasa hidup.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia