Ini Kata Ernest Prakasa soal Akal-Akalan Ngebom Tiket

Rabu, 26 Desember 2018 – 03:08 WIB
Ernest Prakasa. Foto Instagram

jpnn.com - Sutradara Ernest Prakasa mengungkapkan pandangannya mengenai fenomena yang sering disebut ngebom tiket. Fenomena yang dimaksud yakni ketika produser membeli sendiri tiket filmnya agar terlihat laku.

''Ya... kalau mau dibilang curang sih, antara iya dan tidak. Artinya, itu bukan cara yang terlalu sportif, tapi bisa dibilang itu bagian dari strategi marketing,'' bebernya.

BACA JUGA: Ngebom Tiket, Jurus Produser Menggoreng Jumlah Penonton

Memborong tiket sering ditujukan supaya pada hari pertama bisa membikin pengumuman jumlah penonton yang cukup besar. Seratus ribu penonton di hari pertama, misalnya. ''Melanggar hukum sih tidak. Melanggar etika? Agak. Kayak membohongi diri sendiri,'' ungkap Ernest, lalu tersenyum.

Sutradara film Ngenest, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal, serta Milly & Mamet itu berpendapat, sebenarnya praktik tersebut tidak akan memberikan kontribusi signifikan. ''Mau beli berapa tiket emangnya? Masak iya beli 2 juta tiket?'' ujarnya.

BACA JUGA: Ernest Prakasa Kabur Ditanya Soal Arie Untung

Hal itu berbeda dengan strategi promosi seperti advance screening (pemutaran lebih awal sebelum tanggal rilis resmi) dan meet and greet. Atau, ''gimmick'' promo seperti potongan tiket nonton sejumlah tertentu bisa ditukar dengan bahan pokok (minyak goreng, beras, dan sebagainya).

Mengenai fenomena memborong tiket film sendiri atau munculnya penonton-penonton ''siluman'' itu, Ernest sepakat bahwa kendalinya ada pada masyarakat. Dia yakin penonton kini semakin cerdas. Apalagi, dalam era media sosial seperti sekarang, ketika penonton ''siluman'' itu terdeteksi netizen, malah bisa jadi back fire untuk PH-nya. (nor/c5/nda)

BACA JUGA: Sindir Arie Untung Soal 812, Ernest Prakasa Banjir Kritikan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disindir Ernest Soal Aksi 812, Begini Penjelasan Arie Untung


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler