jpnn.com - PRESIDEN Joko Widodo rencananya akan mengumumkan sendiri penurunan harga BMM yang akan diberlakukan mulai tahun baru 1 Januari 2016. Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan pihaknya sedang mengkaji dua opsi penurunan BBM.
Pertama, tentu saja harga BBM disesuaikan dengan harga keekonomian saat ini. Sisi positifnya, masyarakat bisa mendapatkan penurunan harga yang jauh lebih besar karena tidak ada potongan apa pun.
BACA JUGA: Harga BBM Turun Lagi di Tahun Baru, Ini Rinciannya
Opsi kedua, mulai mengumpulkan dana untuk cadangan energi. Jika itu dilakukan, penurunan harga BBM tidak terlalu besar. Tapi, efek jangka panjang bisa positif. Sebab, selain membantu meringankan harga bensin saat minyak dunia naik, anggaran tersebut bisa untuk membangun infrastruktur energi.
''Logikanya memang mengikuti harga keekonomian. Tapi, berapanya masih dihitung,'' tutur Sudirman di kantornya kemarin.
BACA JUGA: H-4 Natal, ASDP Seberangkan 31.275 Penumpang
Mantan Dirut PT Pindad itu megatakan, saat ini sebenarnya momen yang pas untuk mulai memupuk dana ketahanan energi. Sebab, harga minyak dunia terus merosot tajam.
''Soal itu masih dibahas di internal pemerintah. Saya mau konsultasi dengan presiden dulu. Hampir dipastikan (BBM) turun,'' ungkapnya. Harga BBM yang baru berlaku pada Januari 2016 sudah sesuai dengan metode yang diambil pemerintah. Seperti diketahui, pemerintah mengoreksi harga premium dan solar setiap tiga bulan sekali.
BACA JUGA: Wika Terpilih Pimpin Konsorsium Bangun Terminal BIJB
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, pemerintah tidak perlu terlalu galau karena kedua opsi bisa dijalankan secara bersamaan. Tinggal membagi saja, besar ke penurunan harga atau dana ketahanan energi. ''Tapi, melihat ekonomi yang sedang melambat, alangkah baiknya condong ke masyarakat dulu,'' ujarnya. (dim/owi/dee/c6/kim/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tambang Masih Jadi Sektor Penting Bagi Pembangunan
Redaktur : Tim Redaksi