Ini Kata Psikolog Forensik tentang Hukuman Jessica

Kamis, 13 Oktober 2016 – 09:37 WIB
Reza Indragiri. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Sidang kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin menarik perhatian psikolog forensik Reza Indragiri Amriel. 

Dia membandingkan dengan studi di Amerika Serikat. Ket‎ika ragu dalam mengadili terdakwa pembunuhan, hukuman seumur hidup bagi terdakwa lebih dipilih ketimbang hukuman mati. 

BACA JUGA: Usai Bunuh Pacar, Pria Sadis Ini Tidak Terlihat Menyesal

"Hukuman selain hukuman mati‎ bagi capital murderer memang indikasi keragu-raguan," kata Indra kepada JPNN, Kamis (13/10).

Alasannya, ketika terdakwa dijatuhi selain hukuman mati, terbuka peluang bagi yang bersangkutan untuk menjalani koreksi atas vonis keliru (exoneration) yang terlanjur dijatuhkan kepadanya.

BACA JUGA: Bekas Ketua BK Dewan Divonis Pidana Penjara

"Apa faktor dominan dikenakannya exoneration dalam kasus-kasus pembunuhan? Tidak profesionalnya kerja polisi, dakwaan yang dipaksakan, dan bukti-bukti forensik yang lemah.‎ Apakah ini idem dengan situasi persidangan Jessica? Lihat saja nanti," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA JUGA: Jess Terisak, Inilah Kalimat Lengkap Pleidoinya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh Pacar Sendiri Dijerat Tiga Pasal, Ancaman Hukumannya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler