Ini Khusus Warga Jateng, Begini Cara Daftar Periksa Kesehatan di Poskes Covid-19

Kamis, 19 Maret 2020 – 16:35 WIB
Pemeriksaan warga di Poskes Covid-19 Jateng. Foto: Pemprov Jateng.

jpnn.com, SEMARANG - Masyarakat diharapkan tidak ragu dan takut memeriksakan diri ke rumah sakit jika merasa mengalami gejala awal terjangkiti virus corona.

Jika sedang merasa demam? Flu, batuk atau sesak napas? Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit milik Pemprov Jateng.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peta Sebaran Virus Corona, Honorer K2, Peringatan Keras Ganjar

Apalagi untuk anda yang pernah bepergian ke wilayah yang terjangkit dalam 14 hari terakhir. Soal biaya, jangan khawatir, dijamin gratis.

Seperti yang dilakukan oleh Bunga Ramadhani (25). Mahasiswi Unnes itu rela menempuh jarak jauh dari indekosnya di Gunungpati, pergi memeriksakan diri ke RSUD Tugurejo Semarang, Kamis (19/3).

BACA JUGA: Tiru Korea Selatan, Ganjar: Kami Akan Sedikit Memaksa

Dia bersama tiga kawan indekosnya menyambangi Posko kesehatan Covid-19, di depan ruang Kenanga.

Bunga, seperti halnya kebanyakan orang yang mengantre periksa, memakai masker. Sembari menunggu, dia bercerita tentang keluhan batuk pilek yang  dialaminya.

BACA JUGA: Ini Penjelasan Lengkap Panitia terkait Penundaan Tablig Akbar di Gowa

Meski sedang tidak demam atau mengalami sesak nafas, dia mengaku ingin kepastian terhadap penyakitnya. Apakah hanya flu biasa atau gejala awal Covid-19. Apalagi, dia sempat bepergian ke luar Jawa, pada bulan lalu.

"Saya sempat pergi ke Aceh bulan lalu. Nah, sekarang saya batuk pilek, maka saya ingin memeriksakan diri," tutur gadis berkacamata itu.

Bunga bercerita, keinginannya untuk memeriksakan diri muncul setelah mengetahui postingan di media sosial. Karena tidak ingin tertular dan menulari orang-orang di sekitarnya, ia akhirnya secara sukarela bersama temannya periksa.

"Cuma ingin memastikan saja. Kalau negatif alhamdulillah. Teman saya ada yang pilek juga, tapi ada juga yang tidak sakit terus ikut. Ya ingin tahu saja, wong kita ini tinggal satu indekos," paparnya.

Selain Bunga, di Tugurejo saat itu juga banyak warga yang mengantre di Posko Kesehatan Covid. Sebut saja Abdi, lelaki ini mengaku sama sekali tidak sakit. Namun dia ingin periksa sekadar memastikan kondisi tubuhnya.

"Kalau saya sih enggak sakit, tapi kemarin dari Tegal, naik kereta. Jadi ingin tahu apakah saya tertular atau tidak," ungkap Abdi.

Sementara itu Wakil Direktur RSUD Tugurejo Semarang Prihatin Iman Nugroho menyebut, sejak dibuka Poskes Covid-19 banyak diserbu warga yang ingin memeriksakan diri.

Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit flu, tetapi adapula yang tak bergejala, mendatangi fasilitas kesehatan tersebut.

"Poskes Covid 19 ini kami dirikan sesuai perintah dari Pak Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah. Sejak dibuka pada Rabu (18/3) banyak yang memeriksa diri secara sukarela. Kemarin ada 73 orang, hari ini kami belum tahu berapa, namun kemungkinan lebih banyak," jelasnya.

Prihatin mengatakan, untuk dapat mengakses layanan Poskes Covid-19, syaratnya mudah. Cukup membawa kartu identitas berupa KTP atau tanda pengenal lain.

Setelah mendaftar, petugas medis akan melakukan asesmen awal, berupa pemeriksan suhu tubuh dan tekanan darah.

"Nah setelahnya ada sesi edukasi. Di sana dijelaskan tanda seseorang terkena Covid-19 atau flu biasa. Kemudian ada tahap pemeriksaan kembali sesuai asessmen awal. Lalu ditentukan apakah dia perlu dirawat atau tidak. Datang saja mulai pukul 09.00 sampai 12.00," urainya.

Ketika warga dicurigai memiliki risiko, baik dari segi kesehatan maupun riwayat perjalanan, maka akan dimasukan ke kategori lanjut.

Ada tiga kategori setelah warga melakukan asesmen, yakni menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau tidak termasuk keduanya.

Jika orang tersebut termasuk kategori ODP,maka orang tersebut akan diberi pengarahan untuk melakukan isolasi diri di rumah.

Akan tetapi jika dimasukkan dalam kategori PDP dengan perberatan penyakit, maka orang tersebut akan dirawat, pada instalasi isolasi.

"Nah jika tak termasuk keduanya (ODP dan PDP) kami berikan edukasi agar menjalani hidup sehat," imbuhnya.

Di RSUD Tugurejo sendiri, kini memiliki empat ruang isolasi khusus pengidap Covid-19. Di ruangan tersebut, disiagakan dokter spesialis penyakit dalam, paru dan dokter lain yang berhubungan dengan penyakit tersebut.

Setiap yang bertugas, diharuskan memakai alat pelindung diri (APD) yang sudah tersedia. Di antaranya, apron, sarung tangan, kacamata, hingga sepatu boot.

"Di Tugurejo, belum ada kasus positif Covid-19. Hanya ada beberapa pasien PDP. Untuk APD, saat ini terbatas namun masih mencukupi," pungkas Prihatin.

Di kesempatan yang berbeda Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga meminta masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri.

Selain itu, dia juga selalu meminta masyarakat menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. “Cuci tangan, pakai hand sanitizer, makan buah dan sayur serta jangan lupa olahraga,” ujarnya tiap bertemu dengan warga.

Adapun, tujuh rumah sakit yang menyediakan fasilitas periksa Covid-19 gratis adalah, RSUD DR. Moewardi Surakarta, RSDU Kelet Jepara, RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, RSJD Sodjarwadi Klaten, RSJD Surakarta, RSUD Dr Margono Soekarjo Purwokerto dan RSUD Tugurejo Semarang.

Sementara itu, total ada 58 rumah sakit di seluruh Jawa Tengah, yang siaga untuk merawat pasien terduga atau positif Covid-19.

Pemprov juga menyediakan hotline Covid-19 di (024) 3580713 dan 082313600560. Adapula laman khusus yang memutakhirkan sebaran dan segala informasi tentang Corona Virus Disease yang beralamat di corona.jatengprov.go.id. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler