jpnn.com - CORPORATE Secretary Lion Air, Ade Simanjuntak menegaskan bahwa tidak ada korelasi antara tarif murah dengan tingkat keselamatan suatu maskapai. Menurutnya, setiap maskapai pasti menginginkan penerbangan yang selamat, aman dan nyaman.
"Kita murah bukan karena mengorbankan safety tapi kita melakukan efisiensi di berbagai hal. Terlalu banyak untuk disebutkan," tukasnya.
Selain langkah-langkah efisiensi konvensional, Lion Air juga mampu lebih efisien dengan melakukan pembelian bahan bakar dalam volume besar, mengoperasikan pesawat dalam jumlah yang sangat banyak serta menangani sendiri ground handling penumpang.
BACA JUGA: Jonan Cari Alasan, Tarif Murah Jadi Sasaran
"Hasilnya kita bisa memberikan tarif promo di hampir semua bulan. Tidak seperti maskapai lain yang hanya di bulan tertentu saja," sebutnya.
Secara pribadi, Ade mendukung penjualan tiket pesawat dengan harga yang murah. Pasalnya Indonesia terdiri dari pulau-pulau sehingga transportasi udara harus bisa dijangkau oleh semua orang.
Tiket murah itu, menurut Ade, sangat mungkin dilakukan dengan sistem subsidi silang. "Karena kita ini negara kepulauan, sudah seharusnya kita bantu masyarakat dengan tiket murah," lanjutnya. (wir)
BACA JUGA: Dorong Pemerintah Serius soal Pemerataan Pembangunan
Perbedaan Struktur Biaya Maskapai
Jarak antar kursi :
BACA JUGA: Pelindo IV Segera Operasikan Kapal Pandu Rp 7 Miliar
Pada maskapai LCC jarak antar kursi lebih rapat, sedangkan pada maskapai full service jarak antar kursi lebih longgar. Misal pada pesawat Boeing 737-300, kursi yang digunakan mampu diatur sehingga memuat 148 penumpang. Sedangkan pada maskapai full service, hanya bisa menampung 128 penumpang.
Utilisasi pesawat :
Pada maskapai LCC tingkat keterpakaian pesawatnya lebih tinggi, sedangkan pada maskapai full service utilisasi pesawatnya lebih rendah. Sebagai contoh, maskapai LCC bisa memakai pesawatnya untuk terbang 10 kali dalam sehari, sementara full service hanya 4 kali dalam sehari
Mengatur rute :
Maskapai LCC hanya melayani rute-rute pendek dan menengah. Hal itu dilakukan supaya bisa meningkatkan utilisasi pesawat. LCC lebih efisien karena awak kabin tidak perlu menginap hotel di suatu kota yang disinggahi. Full service rutenya relatif lebih jauh sehingga awak kabin terkadang harus menginap.
Jenis pesawat :
Maskapai LCC umumnya menggunakan satu jenis pesawat dengan ukuran yang tidak besar. Sebab itu bisa mengurangi biaya perawatan, tidak perlu menyiapkan peralatan dan SDM yang banyak. Sementara maskapai full service memiliki banyak jenis pesawat, dari kecil hingga besar. Keuntunganya bisa menjangkau jarak yang jauh, kerugiannya biaya perawatan lebih besar.
Penjualan Tiket :
Maskapai LCC lebih mengandalkan penjualan tiket secara online atau melalui internet (sekitar 95 persen). LCC lebih menyukai tiket tanpa kertas (paperless) Sedangkan pada maskapai full service tiket sebagian besar dijual melalui konter-konter penjualan dengan menyewa ruang kantor.
Fasilitas :
Di penerbangan LCC penumpang harus membayar lagi jika ingin makan atau minum, sementara di maskapai full service semuanya tersedia dengan gratis sudah termasuk dalam harga tiket. Maskapai LCC juga tidak menyediakan hiburan seperti televise di pesawat, berbeda dengan penerbangan maskapai full service.
Kebersihan :
Di maskapai LCC, pramugari atau pramugara bertugas membersihkan sendiri kursi penumpang. Sementara maskapai full service menyewa pihak ketiga untuk melakukan pembersihan setelah penumpang turun.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPR Anggap Kebijakan Jonan Bakal Jadi Tertawaan
Redaktur : Tim Redaksi