Ini Kisah Lain dari Hasto soal Batalnya Kang Emil Tantang Ahok

Selasa, 05 April 2016 – 22:17 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat membuka Pelatihan Manager Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2017 di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (5/4). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membeber kisah lain di balik batalnya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Hasto mengaku ikut membujuk Kang Emil -sapaan ridwan Kamil- agar tak maju di pilkada DKI.

Hasto memaparkan kisah itu saat memberi sambutan pada pembukaan 'Pelatihan Manager Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2017' di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (5/4). Menurutnya, upaya melobi Ridwan agar tak maju di pilkada DKI itu karena membaca isyarat yang ditunjukkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

BACA JUGA: Lahir dari Kerasnya Sejarah, PDIP Klaim Tahan Dihantam Badai Kritik

Hasto mengatakan, Megawati saat berulang tahun pada 23 Januari lalu di Sentul, Bogor, menyerahkan potongan tumpeng ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kader PDIP pun membaca hal itu sebagai isyarat bahwa Megawati akan mendukung Ahok pada pilkada DKI tahun depan.

Sekitar sebulan setelah perayaan ultah Megawati itu, Hasto bersama Ketua DPP PDIP Andreas Pareira berangkat ke Bandung untuk menemui Ridwan. “Kami merayu Pak Ridwan Kamil agar tidak maju di pilkada DKI Jakarta," beber Hasto.

BACA JUGA: GAWAT! Korban Berjatuhan, TNI AL Terpaksa...

Ternyata Emil memang batal maju untuk menantang Ahok di pilkada DKI. Pada 29 Februari lalu Emil mengumumkan bahwa dirinya tak akan maju di pilkada DKI.

Hasto menambahkan, partainya awalnya memang sudah ancang-ancang untuk melanjutkan duet Ahok dengan Djarot S Hidayat yang notabene kader PDIP. Hanya saja, ternyata Ahok memilih maju melalui jalur perseorangan.

BACA JUGA: Batik Air vs TransNusa, Berapa Kerugiannya?

Namun demikian PDIP tetap berkomitmen mengawal duet Ahok-Djarot dalam memimpin DKI Jakarta hingga berakhirnya masa jabatan sebagai gubernur dan wakil gubernur pada 2017.

"Bu Mega tetap berkomitmen pemerintahan Ahok-Djarot berjalan dengan sebaik-baiknya, ini kedewasaan politik yang diterapkan Bu Mega," ucap Hasto.(ara/JPNN)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Susi: Ahok Gubernur yang Hebat, Kalau ada Kesalahan Izin itu..


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler