Ini Kisah Perjalanan Batam dari Pulau Kecil yang Bertransformasi Jadi Kota Modern

Jumat, 24 April 2015 – 23:03 WIB

jpnn.com - LUBUKBAJA - Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Meskipun demikian namun sejarah Melayu tidak pernah bisa lepas dalam pembangunannya. Dibangun pada tahun 1970-an. Awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat. 

"Pulau Batam dari catatan sejarah, dihuni pertama kali oleh orang Melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 masehi. Pulau yang bertetangga dengan Singapura ini, digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu," ujar Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan Batam saat mengisi studium generale di kampus Ibnu Sina, Rabu (22/4) lalu. 

BACA JUGA: Dodol pun Mengandung Ganja, Diselundupkan di Rutan

Dahlan menambahkan, saat ini Batam telah bertransformasi menjadi kota internasional yang modern dan sebagai tujuan pendatang dalam mencari kehidupan yang lebih baik dengan adanya kesempatan yang terbuka bagi seluruh kalangan. 

"Yang terjadi dengan pengembangan Batam adalah orang dari seluruh Indonesia berbondong-bondong datang untuk mencari rizki," ujarnya.

BACA JUGA: Rayuan Dosen IAIN Membuat Mahasiswi Ini Luluh, Sampai Hamil

Keberadaan masyarakat asli Batam yang merupakan suku Melayu tidak dapat dipinggirkan seiring laju pembangunan tersebut. Masyarakat kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara lain Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa. 

Dengan berpayungkan budaya Melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, sambung Dahlan, Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik, serta budaya dalam masyarakat. 

BACA JUGA: Sebelum Dijemput Paksa,Tersangka Korupsi MTQ Nasional Itu Datang Sendiri

Pemerintah juga terus berkomitmen menjaga kelestarian budaya sebagai upaya keseimbangan kearifan lokal yang telah ada sejak dulu di tengah kemajuan zaman. "Pemerintah juga telah menetapkan kawasan kampung tua yang jumlahnya ada 33 kawasan di seluruh Batam," jelasnya.

Dalam konsep smart city, Dahlan berharap seluruh elemen masyarakat bisa turut serta dan aktif dalam mewujudkan Batam sebagai kota yang cerdas dan layak huni. Seperti yang dikatakan dalam kesempatan-kesempatan sebelumnya, Batam harus dibangun dengan memperhatikan tiga aspek, yakni smart economy, smart social, dan smart environment. 

Namun dalam membangun berdasarkan ketiga hal tersebut, Wako kembali mengingatkan untuk terus menjaga kerukunan dan rasa saling menghargai dari seluruh masyarakat agar tidak ada gesekan dan perpecahan sehingga menghambat laju pembangunan. (mta/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lion Air Belum Tahu Penyebab Ledakan Mesin Pesawatnya di Kualanamu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler