jpnn.com, JAKARTA - Satu dari tujuh staf khusus presiden dari kalangan milenial, Gracia Billy Mambrasar mengaku ingin membangun Indonesia dari Papua. Bukan sebaliknya.
"Saya berkomitmen ke Pak Presiden. Pak, mari kita bangun Indonesia dari Papua, selama ini membangun Papua dari Indonesia, sekarang membangun Indonesia dari Papua, itu narasi yang akan kami usung," kata Billy, Kamis (21/11).
BACA JUGA: PKS: Semoga Staf Khusus Presiden dari Milenial Bukan Sekadar Pemanis
"Kami berkomitmen membantu Pak Presiden dan pemerintah untuk tidak bekerja dalam bussiness as usual (rutinitas). Kami mencoba menimbulkan sense kekinian dan teknologi yang berbeda untuk membuat sistem pemerintahan ini lebih efektif dan efisien," imbuh pria berusia 31 tahun itu.
Billy adalah CEO Kitong Bisa yang berasal dari tanah Papua. Dia merupakan lulusan S2 Australian National University (ANU) dan kini tengah menempuh pendidikan master lainnya di Oxford University.
BACA JUGA: Sosok Aminuddin Maâruf yang jadi Staf Khusus Presiden di Mata Arief Rosyid
"Kami bekerja sudah cukup lama, saya sudah bekerja sembilan tahun fokus di daerah-daerah terluar untuk melatih anak-anak muda untuk menjadi enterpreneur, dan saya akan membawa pengalaman saya untuk membantu presiden dan pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital dan mengurangi digital divide, jadi itu suasana berbeda yang akan kami bawa," tutur Billy.
Sedangkan Ayu Kartika Dewi, yang merupakan pendiri sekaligus mentor lembaga SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali) mengatakan bahwa stafsus milenial bisa membantu bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
BACA JUGA: Profil Andi Taufan Garuda Putra, Lulusan ITB jadi Staf Khusus Presiden Jokowi
"Jadi kalau Pak Jokowi selalu menekankan pentingnya SDM (Sumber Daya Manusia) unggul, ya. Apalagi Indonesia akan mengalami atau sedang mengalami bonus demografi, penting banget anak-anak muda beneran menjadi penopangnya Indonesia," ujar Ayu.
Dia mengatakan bahwa penting bagi para pemuda Indonesia untuk memiliki 21st century skills (keahlian abad XXI).
"Ada 4 C, critical thinking, creativity, communication, sama collaboration. Kalau orang-orang bisa berpikir kritis, Indonesia bisa lebih maju dan karena saya peduli banget dengan perdamaian, bisa berkolaborasi, harusnya Indonesia bisa lebih damai, kita 'ngomongin' toleransi tidak jauh-jauh dari kemampuan orang berpikir kritis," ungkap Ayu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek